Minyak Dunia Melejit & Rupiah Melemah, Subsidi BBM Naik?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus mencermati terkait harga minyak mentah dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang cenderung mengalami pelemahan.
Sejatinya, kedua komponen penentu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan mempengaruhi harga termasuk juga subsidi BBM yang akan dikeluarkan oleh pemerintah.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu menyebutkan, bahwa sesuai dengan pernyataan Menkeu Sri Mulyani disampaikan bahwa kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian. Bahkan, sampai pada tahun 2023 risiko tersebut belum akan mengalami penurunan.
Namun, yang jelas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam 2-3 tahun terakhir digunakan sebagai shock absorber. Dan, pada tahun 2023, APBN akan dilakukan dengan efektif supaya daya beli masyarakat bisa tetap terjaga khususnya untuk kalangan menengah ke bawah, miskin dan rentan.
"Mungkin khusus subsidi energi, ini terkait harga Indonesian Crude Price (ICP) dan ada banyak faktor bisa tinggi dan volatile. terkait kursnya dengan volumenya di mana pemulihan ekonomi masih kuat untuk Indonesia cenderung akan meningkatkan konsusmi dari BBM," ungkap Febrio.
Seperti yang diketahui, mengacu refinitiv kurs rupiah terhadap dolar AS kian melemah diangka Rp 15.600/US$. Sementara itu, harga minyak mentah dunia jenis Brent US$92,38 per barel.
Pemerintah dalam asumsi makro 2023 menetapkan harga ICP di kisaran US$ 95 per barel. "Di sisi lain kurs rupiah volatile harus dijaga dan di sisi lain harga ICP-nya juga. Tiga faktor akan dipantau dan APBN siapkan sebagai shock absorber sehingga masyarakat terlindungi," ungkap Febrio.
(pgr/pgr)