Ukraina Makin Kritis, Listrik Dibatasi di Seluruh Negeri
Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina dilaporkan akan mulai membatasi pasokan listrik di seluruh negeri, Kamis (20/10/2022). Ini setelah Rusia makin gencar merudal pembangkit listrik di negeri itu sejak Selasa.
"Situasinya kritis sekarang di seluruh negeri," kata Wakil Kepala Kantor Presiden Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, dikutip dari Reuters.
"20 Oktober, pembatasan pasokan listrik akan diberlakukan di seluruh Ukraina ... musuh telah menghancurkan fasilitas pembangkit listrik lagi," tambahnya.
"Mulai pukul 07.00 hingga 23.00, perlu meminimalisir penggunaan listrik. Jika tidak dilakukan, sebaiknya bersiap-siap untuk pemadaman sementara. Ini adalah tindakan paksa," katanya seraya menambahkan penerangan jalan di kota-kota akan dibatasi.
Dari total seluruh pembangkit di Ukraina, saat ini 30% sudah hancur karena dibom serangan udara Rusia dan drone Kamikaze, buatan Iran. Ini tak hanya mengancam sumber energi warga memasuki musim dingin, tapi juga pasokan air bersih.
Di media sosial, toko, bank, dan pengecer besar lainnya telah memosting langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan energi, seperti mematikan rambu yang menyala. Di ibu kota, beberapa papan reklame tidak lagi menyala di malam hari.
"Kami tidak mengecualikan bahwa dengan timbulnya cuaca dingin, kami akan lebih sering meminta bantuan Anda," ujar operator jaringan listrik Ukraina, Ukrenergo, juga dalam sebuah posting di Telegram, menyebut potensi pemadaman.
Pada Rabu, serangan rudal Rusia menghantam pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) utama di kota Burshtyn, Ukraina Barat. Padahal PLTU itu memasok listrik ke tiga wilayah barat dan lima juta konsumen, lebih dari 10% dari populasi pra-perang Ukraina yang sekitar 41 juta.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan potensi meningkatnya krisis kemanusiaan. Badan Hak Asasi Manusia PBB, juga menyebut serangan yang disengaja terhadap sasaran sipil semacam itu merupakan kejahatan perang.
"Ini dapat menjadi masalah hidup atau mati jika orang tidak dapat memanaskan rumah mereka," kata WHO.
(sef/sef)