Ada Sinyal 'Curi Start' PHK Buruh Tekstil, Ini Kata Pengusaha

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 October 2022 15:10
Pembeli memilih kain di salah satu toko tekstil di Pasar Baru, Jakarta, Selasa (6/4/2021). Pemerintah didesak untuk segera memberlakukan penerapan safequard atau perlindungan karena makin markanya produksi tekstil impor di Indonesia. Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Rizal Tanzil Rakhman menyebutkan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sektor kain atau garmen saat ini tengah menghadapi gempuran impor kain yang mencapai 46 persen. Pantauan CNBC Indonesia kain didatangkan langsung dari Tiongkok, India dan Italia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Garmen (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena pegawai dirumahkan mulai muncul di industri padat karya, seperti tekstil dan produk tekstil (TPT). Buruh menyebut kondisi ini terjadi akibat menurunnya permintaan yang membuat pekerjaan menjadi lebih sedikit. Impaknya, buruh harus berkompromi dengan jam bekerja lebih sedikit.

Namun, Vice Chief Executive Officer PT Pan Brothers TbkĀ Anne Patricia Sutanto mengklaim kondisi itu tidak terjadi di semua perusahaan.

"Bukan Pan Brothers," kata Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia itu kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/10/2022).

Sementara itu Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri terpukul akibat banyaknya pembatalan dan pemangkasan order ekspor. Sementara, pasar di dalam negeri juga tidak banyak membantu karena daya beli masih lemah.

"Akibatnya, banyak yang menurunkan kapasitas karena stok menumpuk. Efeknya, jadinya merumahkan karyawan. Sampai saat ini memang tidak ada PHK, kami berharap tidak akan ada PHK. Mudah-mudahan, awal tahun depan, harga komoditas membaik sehingga pasar domestik bisa menopang," sebut Redma.

Ancaman pengurangan karyawan sudah mulai terlihat di industri padat karya. Kalangan buruh mengungkapkan bahwa banyak anggotanya yang sudah mulai mengurangi hari kerja, bahkan tidak sedikit yang akhirnya dirumahkan.

"Sampai saat ini yang dirumahkan panjang, artinya sebulan nggak kerja, paling nggak untuk anggota hampir 5.000-an, termasuk di industri tekstil, garmen, sepatu juga," kata Ketua Federasi Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit-Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP TSK SPSI) Roy Jinto.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHK Hingga Mutasi di GS Battery, Gegara Serikat Pekerja?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular