Saat Srimul Rasakan Kejamnya Inflasi AS

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
18 October 2022 07:56
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Acara Press Conference - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Acara Press Conference - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasakan langsung dampak inflasi Amerika Serikat yang kelewat tinggi saat berkunjung Negeri Paman Sam.

Seperti diketahui, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS melonjak hingga 8,2 persen pada September 2022. Lonjakan ini diikuti oleh kenaikan inflasi inti yang mencapai 6,6 persen.

Sri Mulyani menceritakan pengalamannya ketika mendapati harga makanan di Washington DC, Amerika Serikat (AS), meningkat tajam di postingan Instagram @smindrawati.

Di sela-sela kesibukannya menghadiri IMF-World Bank Meeting dan FMCBG G20, dia mengajak tim Kemenkeu untuk makan di Chipotle, makanan casual ala Mexico dengan Taco dan Burrito.

Masakan ini cukup populer di kalangan masyarakat AS yang rasanya sesuai dengan lidah melayu, ungkap Sri Mulyani. Namun, dia tampak kaget dengan kenaikan harga makanan tersebut.

"Inflasi dan kenaikan harga-harga pangan dan energi di seluruh dunia terlihat dampaknya. Satu menu taco atau burrito yang sebelumnya berharga US$ 7,5-8 sekarang melonjak US$ 12-13," kata Sri Mulyani, dikutip dari laman Instagram, Selasa (18/10/2022).

Dari santapan taco dan burito, dia pun menerangkan bahwa kenaikan harga yang sangat tinggi, menyebabkan Bank Sentral Amerika Serikat - The Fed (The Federal Reserve) menaikkan suku bunga secara drastis dan cepat dan mengetatkan likuiditas US$ untuk mengendalikan sisi permintaan.

"Kebijakan ini menyebabkan penguatan Dolar Amerika Serikat yang mempengaruhi seluruh perekonomian dunia," tulisnya.

[Gambas:Instagram]



Adapun, lonjakan harga atau inflasi di AS diikuti kenaikan suku bunga the Fed dan penguatan dolar menyebabkan terjadinya pelemahan ekonomi atau resesi ekonomi dunia.

"Kondisi ini juga akan mengancam banyak negara-negara miskin dan negara-negara berkembang yang posisi APBN atau keuangan negara lemah akan mengalami krisis keuangan," lanjutnya.

Dia pun membeberkan bahwa kompleksitas perkembangan ekonomi dunia dengan ancaman krisis pangan, energi dan krisis keuangan ini yang dibahas di forum G20 dan pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia.

Menutup kisah perjalanannya di AS, Sri Mulyani memberikan peringatan penting bagi semua pihak di Tanah Air.

"Kita harus waspada dengan kondisi dunia yang memburuk- meskipun tetap optimis dengan momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Mari jaga bersama perekonomian kita," tutup Sri Mulyani.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Beberkan Penyebab Dunia Kacau Balau di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular