SOE International Conference

Terungkap, Ini 5 Agenda Strategis BUMN Tekan Emisi Karbon RI

Verda Nano Setiawan, Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
17 October 2022 19:42
Menteri BUMN Erick Thohir saat pembukaan SOE International Conference
Foto: dok Menteri BUMN Erick Thohir saat pembukaan SOE International Conference

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury membeberkan lima inisiatif Kementerian BUMN untuk menggapai terciptanya penurunan emisi karbon, yang menciptakan kondisi iklim di tanah air menjadi lebih hijau.

Lima inisiatif itu diantaranya adalah: Pertama, bagaimana BUMN mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya jenis EBT yang memiliki keunggulan di Indonesia. Seperti misalnya biomassa, biofuel, geothermal. "Ini besar potensinya, seperti yang sama B30 untuk bio solar, kita melihat banyak kesempatan bisa dilakukan di Indonesia," terang Pahala kepada CNBC Indonesia, di sela SOE International Conference, Senin (17/10/2022).

Kedua, mendorong energi transisi dalam kesempatan mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Ketiga, membangun ekosistem electric vehicle (EV. "Kalau kita bisa mengurangi ketergantungan BBM, bukan hanya masyarakat yang akan lebih baik karena penghematan. Secara keseluruhan masyarakat dan pemerintah mendapatkan penurunan emisi," ungkap Pahala.

Adapun Pahala mencatat, penghematan penggunaan BBM bensin ke kendaraan listrik, dinilai akan menghemat pengeluaran konsumen sekitar 1 juta - 15 juta per tahunnya. "Keempat bagaimana kita membangun green industri kluster di Indonesia. Kita punya potensi besar khususnya yang kaya akan sumber gas dan renewable," ungkap dia.

Nah, kelima, Pahala menjelaskan bahwa bagaimana Indonesia bisa mengoptimalkan hutan yang dimiliki sebagai nature base solution yang bisa menghasilkan carbon offset.

Dalam panel SOE International Conference, President of Schlumberger Asia, Amy Chua mengungkapkan perusahaan migas yang ia pimpin melakukan tiga pendekatan untuk dekarbonisasi yakni mengurangi emisi sendiri, membantu klien/pelanggan dalam pengurangan emisi dan memulai berinvestasi dalam energi baru. "Jadi saya pikir portofolio yang akan datang ini pada akhirnya akan menjadi bagian dari transisi energi kita," kata Amy Chua di Nusa Dua, Bali.

Namun menurutnya, regulasi pasti memainkan peran besar. Ia mencontohkan di Eropa, pada tahun 2005, ketika Komisi Uni Eropa menciptakan sistem transisi. Eropa mengalami kemajuan cepat 15-17 tahun kemudian. Pengurangan emisi yang mereka lakukan sangat fenomenal karena emisinya berkurang hampir 43% dan melakukan penelusuran hingga 42,8%. Ia menilai tanpa kebijakan yang jelas, pengurangan emisi akan memakan waktu lebih lama.

"Kolaborasi dan kemitraan menjadi penting. Tidak ada satu entitas pun yang dapat melakukannya sendiri. Kami terbiasa melakukan itu, jadi kami memiliki banyak kemitraan dan kolaborasi di seluruh dunia sekarang,"ujarnya


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berita Buat Orang Kaya, Bandara Ini Larang Jet Pribadi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular