
Banyak yang Tak Sadar, 70% Lebih Orang RI Terkena Krisis Ini

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Indonesia ternyata mengalami krisis yang mungkin tak disadari banyak orang. Krisis yang dimaksud di sini yaitu krisis air bersih. Pasalnya, lebih dari 70% populasi Indonesia masih belum memiliki akses untuk mendapatkan air bersih.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick menyebut, hanya 23% populasi Indonesia yang telah menikmati akses mendapatkan air bersih.
Oleh karena itu, pihaknya berinisiatif untuk meluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF). Tujuannya, tak lain untuk mempercepat akses pemberian air bersih yang merata bagi seluruh warga Indonesia.
"IWF merupakan wadah untuk mendukung percepatan investasi penyediaan air bersih yang disambungkan ke rumah-rumah warga, di mana air bersih masih menjadi tantangan di banyak negara, termasuk Indonesia," tuturnya dalam acara pembukaan SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).
"Hanya 23% populasi Indonesia telah mendapatkan akses air bersih, dan beberapa warga lainnya masih menghadapi ketidaksetaraan dari sisi harga air bersih dengan rentang antara Rp 65.000 (US$ 4,4) hingga Rp 140.000 (US$ 9,5) per meter kubik," ungkapnya.
Melalui sinergi antara BUMN, dan mitra strategis baik global maupun swasta, menurutnya IWF diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi pemerintah dalam perluasan akses air bersih kepada masyarakat melalui pendanaan non APBN.
"Ke depannya, kami akan terus melanjutkan program-program yang berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Peran BUMN sebagai agen pembangunan di masyarakat akan berjalan seiring dengan transformasi BUMN. Kita percaya dengan dua prioritas tersebut, BUMN dapat lebih meningkatkan perannya sebagai lokomotif untuk kemajuan Indonesia," pungkasnya.
Erick pun sempat mengungkapkan pencapaian positif dari BUMN selama 2021. Erick menyebut, pendapatan BUMN selama 2021 naik 18,8% dari 2020 menjadi Rp 2.295 triliun atau sekitar US$ 160 miliar.
Tak hanya itu, keuntungan konsolidasi BUMN juga melonjak 838% dari Rp 13 triliun (US$ 892 juta) pada 2020 menjadi Rp 124,7 triliun (US$ 9 miliar) pada 2021.
Total aset BUMN juga meningkat menjadi Rp 8.978 triliun (US$ 630 miliar) pada akhir 2021 atau setara 53% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wapres Ma'ruf Tiba-tiba Beri Alarm Soal Penyediaan Air Bersih
