
Waspada, Luhut Ungkap RI Kena Badai Komplit Bertubi-tubi

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia kini menghadapi badai yang lengkap bertubi-tubi, terutama sejak meletusnya Perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Menurutnya, tidak ada yang bisa meramal kapan perang ini akan berakhir. Akibatnya, dampaknya masih akan terus meluas dan memburuk.
Oleh karena itu, menurutnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga berperan penting dalam menanggulangi dampak perang ini, khususnya pada perekonomian di Tanah Air.
"Jadi saya pikir Bapak Ibu sekalian, perang di Ukraina masih akan punya dampak yang luas. Peran BUMN untuk mendukung ini saya kira sangat penting. Untuk mewujudkan Indonesia 2045 bukan goal mudah, saat ini kita alami perfect storm," ungkap Luhut saat memberikan sambutan pada acara pembukaan SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).
Dia mengatakan, Indonesia memiliki target untuk mencapai pendapatan per kapita lebih dari US$ 10.000 pada 2030 dari saat ini sebesar US$ 4.200.
Target ini tentunya menjadi tidak mudah ketika kini tengah menghadapi badai besar yang bertubi-tubi ini.
Menurutnya, badai komplit saat ini yaitu kondisi dunia yang penuh ketidakpastian atau volatilitasnya tinggi. Namun demikian, menurutnya Pemerintah Indonesia serius untuk menangani masalah ini.
"Ketidakpastian ekonomi dunia masih terbayang-bayangi kemungkinan menujunya situasi terburuk perang nuklir, di mana beberapa sumber telah memprediksikan isu ini. Tapi kita juga serius menghadapi volatilitas yang tinggi dengan harga minyak mendekati US$ 100 per barel dan perlu diwaspadai juga tren penurunan komoditas ekspor utama di Indonesia," paparnya.
"Lonjakan kenaikan harga energi dan pangan memicu kenaikan harga di beberapa negara," lanjutnya.
Kendati IMF juga telah merevisi pertumbuhan ekonomi global dengan catatan adanya ancaman resesi ekonomi, namun menurutnya Indonesia patut bersyukur karena perekonomian negeri ini masih terkendali, baik inflasi dan lainnya.
"Kita masih beruntung ekonomi kita masih terkendali, baik inflasi dan segala macam, tetapi kita nggak boleh jumawa karena anything can happen, kita semua harus amati dengan cermat," pungkasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Serba Tak Pasti Kala Badai Mengadang, Luhut Berharap ke BUMN
