Detik-Detik Jadi Presiden 3 Periode, Xi Jinping Warning AS Cs
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping memberi peringatan ke Barat. Ia menegaskan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan" terhadap "campur tangan kekuatan luar" dalam masalah Taiwan.
Hal itu diutarakannya dalam pidato Minggu, di tengah rapat besar lima tahunan Kongres Partai Komunis China yang ke-20. Bagi China, Taiwan adalah wilayahnya dan mendesak reunifikasi.
"Kami akan terus berjuang untuk reunifikasi damai dengan ketulusan terbesar dan upaya terbaik," kata Xi dalam bahasa Mandarin, menurut terjemahan resmi dikutip CNBC International, Senin (17/10/2022).
"Tapi, kami tidak akan pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan (senjata). Dan kami memiliki pilihan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan," tegasnya.
"Ini diarahkan semata-mata pada campur tangan oleh pasukan luar dan beberapa separatis yang mencari kemerdekaan Taiwan," tambahnya.
Ketegangan di sekitar Taiwan meningkat setelah kunjungan kontroversial Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke pulau itu bulan lalu. Kunjungan itu dilakukan meski ada peringatan dari China, yang berpandangan bahwa pulau itu seharusnya tidak memiliki hak untuk melakukan hubungan luar negeri.
AS mengakui Beijing sebagai satu-satunya pemerintah resmi China, sambil mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taiwan. China yang marah sempat menggelar latihan militer besar-besaran dan melemparkan rudal ke laut.
Sebelumnya, kongres Partai Komunis China tersebut diyakini akan menjadi ajang pengukuhan Xi menjadi presiden untuk periode ketiga. Di 2018, China menghapus pembatasan masa jabatan presiden dua periode.
Protes Minta Xi Jinping Lengser
Sementara itu sebelumnya, protes mengkritik Xi dan kebijakan Covid-19 muncul akhir pekan kemarin. Pemerintahan Xi disebut otoriter dan kepemimpinan Xi diharap segera lengser.
Sejumlah akun di Twitter pun membagikan sejumlah penampakan protes. Spanduk digantung di jembatan di jalan raya pusat kota disertai asap hitam pembakaran barang disebelahnya.
Protes tersebut berbunyi "Katakan tidak untuk tes Covid. Ya untuk makanan. Tidak untuk penguncian. Ya untuk kebebasan. Tidak untuk kebohongan. Ya untuk martabat. Tidak untuk revolusi budaya. Ya untuk reformasi. Tidak untuk pemimpin besar. Ya untuk memilih. Jangan jadi budak. Jadilah warga negara".
Tulisan yang lain berarti "Majulah. Singkirkan diktator dan pengkhianat nasional, Xi Jinping".
Dikutip dari AFP akibat protes tersebut, sensor online ketat dilakukan China. Weibo, platform mirip Twitter, menghilangkan sejumlah kata-kata kunci termasuk "Beijing," "Haidian," "Prajurit," "Pria pemberani" dan "Keberanian".
(sef/sef)