Sri Mulyani: Dunia Bisa 'Hancur', Separah Apa Krisis Global?

News - Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
15 October 2022 13:00
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Acara Press Conference - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia) Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Acara Press Conference - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kabar terbaru terkait ekonomi global. Dia menyebutkan bahwa situasi dunia kini dalam bahaya.

Tidak hanya untuk periode tahun ini, namun juga bisa merambat hingga 2023. Hal ini disampaikannya saat membuka pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara anggota G20 di Washington DC, Amerika Serikat (AS), yang disiarkan melalui akun YouTube Bank Indonesia, Kamis (13/10/2022).

"Kita bisa memproyeksikan bahwa situasi global ini pada 2022 dan mungkin bisa berlanjut hingga 2023." ungkapnya.

Proyeksi tersebut juga mengacu kepada laporan World Economic Outlook: Countering The Cost of Living Crisis yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF).

Adapun, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni pada 3,2%. Sementara tahun depan, pertumbuhan ekonomi dipangkas menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%. IMF melihat situasi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global.

Selain itu, resesi dipastikan akan menimpa Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Jepang cenderung stabil di mana untuk tahun 2022 dan 2023, ekonomi tumbuh masing-masing 1,7% dan 1,6%. Sementara itu, ekonomi China diproyeksi tumbuh 3,2% pada 2022 dan 4,4% pada 2023. Untuk India, diperkirakan tumbuh 6,8% dan 6,1%, Brasil 2,8% dan 1%, serta Meksiko 2,1% dan 1,2%.

"Kita tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi," tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengajak semua anggota G20 untuk bersama-sama mendukung pemulihan ekonomi.

"Tantangan ekonomi global yang kompleks tidak dapat diselesaikan oleh satu negara atau sekelompok negara yang bertindak sendiri, diperlukan tindakan kolektif dari kelompok yang terdiri dari 85% ekonomi dunia," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IMF Ungkap Kunci Berkelit dari Resesi Global, Apa Tuh?


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading