50 UMKM Siap Berebut Juara di Pertapreneur Aggregator
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menggelar kegiatan coaching dan pendampingan bagi 50 UMKM binaan yang masuk semifinalis Pertapreneur Aggregator. Dalam kegiatan ini, peserta diberi kesempatan berdiskusi dengan exclusive fasilitator secara private untuk persiapan menuju semifinal.
Coaching dibagi menjadi enam Breakout Room (BOR), di mana masing-masing BOR didampingi oleh coach yang merupakan Exclusive Fasilitator MarkPlus. Adapun setiap peserta diberikan waktu selama 1 jam untuk berdiskusi dan membahas perbaikan dalam mematangkan rencana bisnis yang akan dipresentasikan di semifinal.
Sementara itu, coach yang dihadirkan yakni Aurelius Kuhuwael, Nila Kresna, Arfani , Rininta Hanum, Magdalena Asmayasari, dan Satya Bilal. Dalam pendampingan ini, peserta diharap mampu melakukan analisis terhadap usaha dan potensi yang dimiliki, mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi di usaha masing-masing, menganalisis peluang, serta menempatkan ide untuk kolaborasi dan inovasi serta menganalisis peluang untuk implementasi inovasi.
Salah satu peserta kompetisi program Pertapreneur Aggregator ini adalah Jegg Boy & Girl asal Salatiga. Mitra binaan ini bergerak di bidang jasa layanan ojek lokal untuk belanja di pasar tradisional.
Pemilik Jegg Boy & Girl Sahono mengatakan konsep dari usaha yang dijalankannya layanan jasa belanja di pasar tradisional yang bertujuan mengangkat pasar tradisional agar bisa bertahan dan tidak tergerus pasar modern.
"Sebelumnya telah dilakukan pendekatan kepada para pedagang di pasar tradisional untuk dapat bermitra dengan kami dalam rangka memenuhi permintaan kebutuhan pangan konsumen. Pendekatan yang dilakukan terkait ketersediaan barang yang berkualitas dan kesepakatan harga," jelas Sahono.
"Kami bermitra dengan para pedagang di dua pasar besar. Kami sudah melakukan pendekatan dengan para mitra, bahkan kami sudah menyiapkan tas belanja ramah lingkungan. Jadi nggak pake kantong plastik," lanjutnya.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa kolaborasi dengan para pedagang di pasar tradisional merupakan kerja sama yang saling menguntungkan. Pihaknya menjalankan peran dan tanggung jawab masing-masing, di mana para pedagang menyediakan produk yang segar, bersih, dan berkualitas. Sementara ia memberikan pelayanan yang baik agar loyalitas konsumen tetap terjaga.
" Hingga saat ini sudah ada 230 driver aktif yang siap melayani konsumen untuk berbelanja, di mana 40% nya adalah perempuan dan berusia di bawah 35 tahun," ujarnya.
Sama halnya dengan Bakmi Harjo yang saat ini sedang mengembangkan usahanya melalui Mina Bahari 45, yaitu Factory Sharing atau Rumah Produksi Bersama. Adapun rumah produksi tersebut bertujuan untuk mewadahi UMKM yang akan melakukan sterilisasi dan proses pengalengan produk olahan, seperti ikan laut, aneka sambal, gudeg, dan produk olahan makanan lainnya.
Bambang Trimulyo mengungkapkan bahwa Mina Bahari 45 telah mengantongi sertifikat HACCP internasional untuk ekspor. Selain itu telah melakukan kolaborasi dengan 35 UMKM di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.
"Saya sudah melakukan kolaborasi dengan UMKM lainnya. Jadi mereka membawa produknya ke Rumah Produksi Bersama untuk dikemas dan kemudian dijual," kata Bambang.
Bambang menambahkan bahwa makanan kalengan yang dikemas di Mina Bahari 45 merupakan makanan ready to eat dengan ketahanan hingga 1 tahun tanpa bahan pengawet. Sehingga konsumen bisa langsung mengkonsumsi tanpa perlu diolah dan juga aman.
"Harapannya, saya bisa terus lolos di kompetisi Pertapreneur Aggregator ini sehingga saya bisa memperkenalkan Eksotis Food Nusantara yang dihasilkan para UMKM ke mancanegara," ujarnya.
Sementara itu, VP CSR & SMEPP Pertamina Fajriyah Usman mengatakan bahwa diperlukan UMKM aggregator untuk bisa menjadi network collaboration dari mitra binaan Pertamina. Hal ini sebagai upaya percepatan pertumbuhan industri UMKM serta mendorong dan meningkatkan kapasitas SDM melalui digitalisasi.
"Kolaborasi yang dilakukan antar mitra binaan diharapkan bisa dirancang secara matang sehingga benar-benar menguntungkan kedua belah pihak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," imbuhnya.
Melalui Program Pendanaan UMK, lanjut Fajriyah, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi.
"Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan Go Global," tutup dia.
(dpu/dpu)