Luhut Mulai Bersiap, Tangani Ancaman Lebih Ngeri dari Covid!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
12 October 2022 14:00
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan Saat Investment Forum: 5 Super Priority Tourism Destinations. (Tangkapan Layar via Youtube Kementerian Investasi - BKPM)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan Saat Investment Forum: 5 Super Priority Tourism Destinations. (Tangkapan Layar via Youtube Kementerian Investasi - BKPM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia dengan United Nations Development Programme (UNDP) jalin kerjasama dalam strategi pendanaan biru atau blue financing, untuk mengembangkan ekosistem kelautan. Lebih jauh ini ditujukan untuk mencegah perubahan iklim.

Luhut menjelaskan penandatanganan dokumen blue financing strategy ini berisi tentang arah bagi semua orang untuk berkembang biak dan mencari praktik optimal.

"Tujuannya dapat membantu kolaborasi dengan memanfaatkan keuntungan yang menjanjikan dan ekonomi laut yang sedang berkembang," jelas Luhut di Hotel Mandarin Oriental, Rabu (12/10/2022).

"Dengan upaya kolaborasi antara Indonesia dan UNDP, saya tegaskan bahwa dalam 5 tahun ke depan sekretariat Forum AIS dapat dibentuk secara mandiri untuk menjalankan semua fungsinya secara kelembagaan," kata Luhut lagi.

Dalam kerangka AIS Forum, Luhut bilang Indonesia berkomitmen menyiapkan pendanaan sebesar US$ 5 juta.

"Saya berharap komitmen pendanaan sebesar US$ 5 juta dolar yang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia dalam kerangka AIS Forum dapat digunakan untuk mengimplementasikan program-program yang praktis, membumi, dan secara inovatif meningkatkan misi global penghidupan masyarakat pesisir," tuturnya.

Luhut bilang, agenda hari ini menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk mengambil bagian dan berkontribusi positif pada kerja sama global yang nyata untuk mewujudkan transformasi menuju tujuan pembangunan berkelanjutan.

Penandatangan dokumen blue financing strategy ini, kata Luhut juga merupakan langkah lanjutan, setelah pembentukan Forum Archipelagic and Island States (AIS) atau Deklarasi Bersama Manado pada 1 November 2018.

"Kerjasama ini baru kita buat 2018, beranggotakan 47 negara-negara kepulauan dan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar, tentu memainkan peran yang besar," jelas Luhut.

Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini mengelola 17.500 pulau dan 108.000 kilometer garis pantai dengan keanekaragaman hayati laut yang kaya.

Perairan di Indonesia memiliki dua pertiga wilayah dengan perkiraan potensi tahunan mencapai US$ 1,33 triliun. Oleh karena itu, saat ini Indonesia memiliki peran sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Luhut bilang, ekonomi kelautan Indonesia masih memiliki ruang besar untuk berkembang dan saat ini masih memiliki banyak tantangan bersama yang dihadapi oleh sesama negara kepulauan di dunia.

"Dalam melestarikan dan melindungi laut kita, Indonesia menjaga komitmen untuk memperluas kawasan lindung laut kita menjadi 32,5 juta hektar pada tahun 2030. Hari ini kita telah mencapai penyelesaian 86,5% dari target 2030," jelas Luhut.

Adapun kerjasama blue financing dengan UNDP ini, kata Luhut akan diperuntukkan untuk mencegah dampak perubahan iklim yang diketahui dampaknya lebih menyeramkan dari pada pandemi covid.

"Kita juga sangat agresif untuk membantu, sehingga 1,5 derajat itu tidak kejadian," kata Luhut lagi.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Luhut Muncul di Istana, Terharu & Teteskan Air Mata!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular