
Jangan Kaget! Tetangga RI Bakal Pajaki Sapi Kentut

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Selandia Baru berencana untuk menerapkan pajak buang angin atau kentut dan sendawa hewan ternak di negara itu. Hal ini dikarenakan emisi karbon yang dibuang dari kegiatan hewan itu.
Dalam pernyataan persnya, Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern mengonfirmasi bahwa pihaknya selaku pemerintah telah mendorong usulan ini. Ia menargetkan aturan ini dapat berlaku pada 2025.
"Ini adalah langkah maju yang penting dalam transisi Selandia Baru ke masa depan rendah emisi dan memenuhi janji kami untuk menetapkan harga emisi pertanian mulai tahun 2025," kata Ardern dikutip CNN International, Rabu (12/10/2022).
Selandia Baru adalah pengekspor ternak dan daging utama dunia dengan memiliki sekitar 10 juta sapi dan 26 juta domba. Pertanian menyumbang setengah dari total emisi negara itu, termasuk 91% dari emisi biogenik metana, gas rumah kaca yang besar.
"Belum ada negara lain di dunia yang mengembangkan sistem untuk penetapan harga dan pengurangan emisi pertanian, sehingga petani kami akan mendapat manfaat dari menjadi penggerak pertama," tambahnya.
Aturan ini pun sejauh ini telah mendapatkan keprihatinan dari kelompok tani. Andrew Morrison, ketua kelompok lobi pertanian Beef + Lamb New Zealand, mengatakan dalam email bahwa hal ini telah menempatkan peternak dalam resiko.
Andrew Hoggard, presiden badan advokasi pedesaan Federated Farmers, juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rencana pemerintah akan menghancurkan kota kecil Selandia Baru.
"Kami tidak menyetujui untuk ini. Sangat memilukan untuk berpikir bahwa kami sekarang memiliki proposal dari pemerintah yang merobek hati dari pekerjaan yang kami lakukan. Dari keluarga yang menggarap lahan ini," ujarnya.
Namun, proposal aturan tersebut juga memasukan insentif kepada petani untuk mengurangi emisi tanpa membebankan biaya tambahan. Dalam sebuah pernyataan, pemerintah mengatakan pendapatan yang diperoleh nantinya akan 'didaur ulang kembali ke sektor pertanian melalui teknologi baru, penelitian dan pembayaran insentif kepada petani.'
Beberapa dari teknologi ini sudah digunakan. Para peneliti di perusahaan susu Fonterra sedang menguji coba efek 'Kowbucha,' probiotik yang dianggap mengurangi sendawa yang mengeluarkan metana.
"Dengan memberi penghargaan kepada petani yang mengambil tindakan untuk mengurangi emisi mereka, kami dapat mendukung lebih banyak petani untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan mereka sambil mencapai tujuan iklim," kata Menteri Pertanian Damien O'Connor.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wuih! Meroket 81%, Impor Susu RI dari Selandia Baru