NATO Perketat Keamanan Negara Anggota, Ada Ancaman Serangan?
Jakarta, CNBC Indonesia - NATO memberi peringatan ke anggotanya. Bahkan anggota-anggota NATO diminta meningkatkan keamanan di sekitar instalasi-instalasi penting.
Hal ini terjadi di tengah serangan terbaru Rusia ke Ukraina. Dalam pernyataan terbarunya, Kremlin juga meningkatkan ancamannya ke Barat.
"NATO memantau dengan cermat kekuatan nuklir Rusia, tetapi tidak melihat adanya perubahan dalam postur nuklirnya," kata Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg kepada wartawan di Brussel, dikutip Reuters, Selasa (11/10/2022).
"Sekutu meningkatkan keamanan di sekitar infrastruktur penting ... setiap serangan yang disengaja akan ditanggapi dengan tanggapan yang bersatu dan kuat," tambahnya lagi.
Melansir laman yang sama, seorang diplomat Eropa mengatakan NATO kini sedang mempertimbangkan untuk mengadakan pertemuan puncak virtual aliansi pertahanan Barat. Ini untuk mempertimbangkan tanggapannya.
Sebelumnya instalasi pipa gas Eropa, Nord Stream 1 mendapat serangan di Laut Baltik. Barat menyebutnya sabotage meski enggan menujuk langsung pelakunya.
NATO sendiri mengirimkan 30 armada negara-negara anggota untuk memantau wilayah tersebut. Nord Stream 1 mengirimkan gas dari Rusia ke Jerman, yang meneruskannya ke Eropa.
Eskalasi Berbahaya
Sementara itu, dikutip dari CNBC International, seorang pejabat tinggi Rusia memperingatkan bahaya "eskalasi yang tidak terkendali" jika Barat terus mendukung Ukraina. Ini menjadi ancaman terbaru yang dikeluarkan Rusia ke sekutu international Kyiv.
"Rusia akan dipaksa untuk mengambil tindakan pencegahan yang memadai, termasuk yang bersifat asimetris," kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan kepada kantor berita milik negara Rusia RIA Novosti.
Ia menyinggung bagaimana Moskow menyesali bantuan skala besar yang sedang berlangsung ke Kyiv dari Barat . Ia pun menyebut bentrokan langsung dengan AS dan NATO, meski tak dijelaskan lebih lanjut.
"Bentrokan langsung dengan AS dan NATO bukan untuk kepentingan Rusia," tegasnya.
"Bahwa Washington dan ibu kota Barat lainnya sadar akan bahaya eskalasi yang tidak terkendali," tambahnya lagi.
(sef/sef)