
Di Pulau Buton RI, Ada 'Harta Karun' Terpendam 662 Juta Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menyimpan beragam 'harta karun' berupa sumber daya alam. Diantara 'harta karun' yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya aspal, yang diketahui jumlahnya mencapai 662 juta ton.
Dengan deposit tambang aspal yang mencapai 662 juta ton itu, diprediksi sumber daya alam itu bisa bertahan sampai 120 tahun. Hal itu juga apabila konsumsi atau produksi aspal di Indonesia hanya mencapai 5 juta per tahun.
'Harta karun' aspal tersebut dibeberkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi menceritakan bahwa, beberapa pekan lalu ia sempat melakukan kunjungan ke Pulau Buton, dan menemukan bahwa terdapat deposit aspal di daerah tersebut yang sebanyak 662 juta ton.
Presiden Jokowi bilang, 662 juta ton aspal tersebut dulunya pernah diolah di Pulau Buton itu, hanya saja pengolahan aspal tersebut disetop. Pengusaha cenderung lebih memilih impor aspal karena alasan lebih murah
"Sehingga 95% aspal kita asal impor. Padahal punya deposit di Buton 662 juta ton. Ini benar, 2 tahun lagi saya beri waktu, setop impor aspal, harus semuanya disuplai dari Pulau Buton," terang Presiden Jokowi, Selasa (11/10/2022).
Dengan disetopnya impor aspal, kata Jokowi, ini akan menjadi kesempatan untuk yang ingin berinvestasi di Pulau Buton ini. Di mana bisa segera dibangun industri aspal.
"Pasarnya jelas ada di dalam negeri dan sebagian bisa diekspor. kebutuhan kita 5 juta ton, kalau 5 juta ton per tahun, kita masih memiliki 120 tahun mengelola aspal buton," ungkap Jokowi.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadali mencatat, saat ini produksi yang dilakukan industri aspal di Pulau Buton sudah mencapai 100.000 ton per tahun. Hal itu diakui Bahlil masih sedikit.
"Tapi kita akan memompa agar ekspansi dan penambahan investasi baru untuk membangun industri aspal segera dilakukan dan beberapa investor nya sudah mulai ada," ungkap Bahlil, Selasa (11/10/2022).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Jengkel: Ada Tambang Aspal, RI Kok Malah Impor!