
Dihantam Krisis, Jerman Punya Jurus Baru Amankan Harga Energi

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi ahli energi Jerman pada Senin, (10/10/2022) menyepakati serangkaian proposal untuk mengurangi dampak kenaikan harga gas pada konsumen. Ini adalah salah satu langkah untuk meringankan efek peningkatan harga energi yang telah membebani negara itu dan wilayah Eropa lainnya.
Berdasarkan dokumen yang dilihat Reuters, dijelaskan bahwa komisi lebih menyukai opsi rumah tangga dan bisnis dapat melakukan pembayaran satu kali senilai tagihan gas satu bulan di tahun ini. Mereka juga mendukung agar Berlin menerapkan rem harga mulai Maret atau April mendatang.
"Pada fase kedua, negara dapat mennyubsidi 60%-80% dari konsumsi gas yang diproyeksikan, dengan konsumen harus membayar sisanya dengan harga pasar, yang mendorong penghematan energi. Harga bersubsidi bisa sekitar 12-14 sen per kilowatt hour (kWh)," menurut rencana tersebut.
"Para ahli mengatakan keuntungan dari pembayaran satu kali adalah memberikan bantuan segera. Kelemahannya adalah tidak memberikan insentif untuk menghemat meskipun perkiraan bahwa setidaknya 20% dari penghematan gas diperlukan untuk menghindari kekurangan."
Jika diadopsi, skema tersebut akan dibayar oleh paket bantuan 200 miliar euro (Rp 2.976 triliun) yang diumumkan pemerintah Kanselir Olaf Scholz akhir bulan lalu untuk melunakkan dampak dari melonjaknya harga energi pada ekonomi terbesar Eropa.
Komisi akan menyajikan laporan perantara pada konferensi pers pada hari Senin. Pemerintah diharapkan mengambil alih temuan utamanya. Seorang juru bicara kementerian ekonomi mengatakan belum memiliki konsep final terkait usulan itu.
Jerman sendiri masih sulit dalam hal pemenuhan kebutuhan energi. Meski telah memiliki cadangan gas yang mulai penuh, Negeri Rhein itu masih kesulitan dalam hal penggunaan energi secara efisien.
Krisis energi di Jerman sendiri terjadi akibat langkah Berlin dan Uni Eropa untuk menjatuhkan embargo pada bahan bakar asal Rusia. Ini merupakan penegasan Jerman atas dukungannya pada Ukraina yang diserang dan dicaplok oleh Moskow.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Uni Eropa Racik 'Jurus' Baru Tangkal Krisis Energi