Gelagat PHK Massal Terendus, Buruh Mulai Was-Was!

News - Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 October 2022 11:55
Aksi massa dari Federasi Perjuangan Buruh Indonesia di Plaza Ulos, TB Simatupang, Jakarta, Selasa (5/6). Aksi tersebut menyatakan sikap menolak PHK sepihak yang dilakukan oleh managemen PT Arnots Indonesia, Pekerjakan kembali Buruh PT Arnots Indonesia yang terkenal PHK pada posisi semula, Lawan tindakan pemberangusan serikat union busting. Sebanyak 300 karyawan dipaksa mengundurkan diri dengan tawaran pesangon. Pemutusan kerja karyawan dinilai perusahaan adanya penurunan produksi sehingga management melakukan pengurangan karyawan.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pengusaha mengakui saat ini sudah ada riak-riak PHK akibat kondisi ekonomi. Sedangkan kalangan serikat buruh mulai was-was dengan kondisi saat ini.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan bahwa pihaknya menolak keras kebijakan PHK besar-besaran di tengah ancaman resesi global.

Sikap ini disampaikan menanggapi pernyataan para menteri terkait yang mengatakan bahwa di tahun 2023 dunia mengalami resesi. Di sisi lain kalangan pengusaha juga sudah blak-blakan riak PHK massal sudah ada saat ini untuk beberapa sektor.

Said Iqbal tidak menampik tentang kemungkinan akan adanya resesi global tersebut. Bahkan saat ini, di beberapa negara Eropa buruh-buruhnya sedang melakukan demonstrasi dikarenakan harga-harga melambung tinggi. Sama seperti di Indonesia, mereka juga menyuarakan penolakan atas kenaikan harga dan PHK besar-besaran.

Partai Buruh mengecam keras cara pemerintah menebar rasa takut kepada kaum buruh. "Hentikan kalimat 'kebohongan' dan 'provokatif' yang menyatakan ancaman resesi akan menimbulkan dampak serius," ujar Said Iqbal.

Ia bilang tugas para menteri seharusnya menumbuhkan optimisme dan melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi resesi. 'Para Menteri yang menyatakan ancaman di depan mata adalah provokatif dan menimbulkan monster ketakutan bagi kaum buruh dengan momok monster PHK. Oleh karena itu, partai Buruh mengecam keras kalimat yang pesimis yang bertentangan dengan sikap Presiden Jokowi yang menyuarakan optimisme," tegasnya.

Menurutnya, ancaman resesi yang sudah di depan mata menunjukkan bahwa omnibus law UU Cipta Kerja telah gagal memenuhi janjinya. Katanya akan tercipta lapangan kerja dan perekonomian semakin membaik. Nyatanya semua janji itu jauh panggang dari api.

"Kenaikan harga BBM menyebabkan kenaikan harga barang, dan ditambahkan tidak adanya kenaikan upah membuat daya beli jatuh. Jatuhnya daya beli mengakibatkan turunnya tingkat konsumsi yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi. Inilah yang justru memicu terjadinya PHK," kata Said Iqbal.

Rencananya para serikat pekerja akan melakukan unjuk rasa 50 ribu buruh di Istana Negara pada tanggal 12 Oktober 2022. Massa aksi di Istana berasal dari Banten, Jawa Barat, dan DKI. Tidak hanya itu, pada saat yang sama, aksi juga dilakukan di 31 provinsi yang lain, dengan titik aksi di kantor gubernur masing-masing provinsi.

"Dalam aksi ini, setidaknya ada 6 tuntutan yang akan diusung. Selain menolak PHK, buruh juga menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM, tolak omnibuslaw UU Cipta Kerja, Naikkan UMK/UMSK tahun 2023 sebesar 13%, wujudkan reforma agraria, dan sahkan RUU PRT," katanya.

Pelaku usaha meminta semua pihak, termasuk pemerintah dan pekerja saling bekerja sama. Untuk mengatasi efek domino tekanan ekonomi yang menumpuk, sehingga berujung pemutusan kontrak kerja, bahkan PHK massal.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman blak-blakan riak adanya PHK massal sudah terjadi saat ini.

"Kami tidak ingin gelombang PHK terjadi. Tapi, memang sekarang sudah ada. Sudah ada riak. Biasanya, dimulai dengan memutus karyawan kontrak dulu, baru kemudian PHK karyawan tetap. Ini harus dicegah, jangan sampai jadi gelombang PHK. Karena efisiensi itu memang tidak bisa dihindari," kata Nurjaman.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Pak Jokowi, Industri Garmen Makin Gawat, PHK di Mana-Mana!


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading