Harga BBM Pertalite Bisa Turun? Ini Kata Pemerintah

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 10/10/2022 11:15 WIB
Foto: Kata ESDM Soal Pasokan Gas Melimpah Tapi LPG Masih Impor (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Ron 90 yakni Pertalite dan Solar subsidi kemungkinan sulit turun. Pasalnya, harga yang dipatok saat ini untuk kedua bbm jenis tersebut masih di bawah keekonomian.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyebut bahwa harga BBM Pertalite dan Solar subsidi yang dipatok pemerintah sebetulnya masih di bawah harga keekonomian. Sehingga, cukup sulit jika harga untuk kedua BBM tersebut diturunkan dalam waktu dekat ini.

"Kalau untuk Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite yang diberikan subsidi pemerintah ini kan sebetulnya masih di bawah keekonomian jadi gak perlu dirubah. Yang berubah kan subsidinya tapi harganya di bawah itu jadi gak perlu ada perubahan hanya beberapa bagian pemerintah untuk mengkompensasi ini," kata Tutuka dalam acara Energy Corner, CNBC Indonesia, Senin (10/10/2022).


Mengenai dinamika minyak mentah, Tutuka menyadari tidak ada satu orang pun ahli di dunia yang dapat memprediksi harga minyak global. Namun, ia memproyeksi harga minyak akan cenderung stabil mengikuti hukum supply and demand yang terganggu imbas masalah geopolitik yang terjadi belakangan ini. "Jadi kita gak perlu buru-buru di sini, kita amati karena selalu ada upaya ketika harga minyak turun ada upaya di kelompok tertentu untuk naikin lagi," ujar Tutuka.

Adapun, berdasarkan data Bloomberg pada Senin pagi ini (10/10/2022), harga minyak mentah dunia jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2022 berada di level US$ 95,27 per barel. Sementara harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2022 berada di level US$ 92,00 per barel.

Seperti diketahui, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite sebelumnya juga dipastikan akan sulit mengalami penurunan. Hal itu ditengarai kembali melesatnya harga minyak mentah dunia dipicu langkah kelompok produsen minyak mentah dunia yakni OPEC+ yang memutuskan untuk memotong produksi minyak sebanyak 2 juta barel per hari.

Pemotongan produksi minyak mentah dunia itu sontak membuat harga minyak kembali melejit. Mengutip Refinitiv pada perdagangan Senin (10/10/2022) pukul 6:10 WIB. Untuk minyak mentah jenis Brent US% 97,66/barel dan jenis West Texas Intermediate (WTI) mencapai US$ 92,41/barel. Harga minyak mentah dunia yang tinggi itu jelas akan mempengaruhi harga BBM di dalam negeri termasuk jenis Pertalite.

Pengamat Energi dan Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi sebelumnya menyebutkan pemangkasan produksi OPEC+ untuk mengurangi suplai di pasar. Sehingga harga minyak dunia akan kembali naik.

"Kalau harga minyak kembali naik, APBN akan kembali membengkak untuk menambah subsidi BBM. Dalam kondisi tersebut, ada kemungkinan Pemerintah akan kembali menaikkan harga BBM," ungkap Fahmy kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (10/10/2022).

Indonesia sendiri merupakan negara net importir minyak mentah untuk kebutuhan BBM di dalam negeri mencapai 1,3-an juta barel per hari (bph), sementara produksi di dalam negeri hanya bisa mampu mencapai sekitar 650 ribu bph.

Sehingga, Indonesia harus membeli sisa kebutuhan BBM tersebut dengan harga yang cenderung akan mengalami kenaikan pasca kebijakan OPEC+ memangkas produksi 2 juta barel minyak per hari itu.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: ESDM Selidiki Longsor Maut Tambang Gunung Kuda Cirebon