Kejadian Lagi! Suporter Bola Jadi Korban Gas Air Mata

News - Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
09 October 2022 18:00
MADRID, SPAIN - 2018/12/09: An Argentina Flag seen waved by supporters in Paseo de la Castellana in Madrid.
The Copa Libertadores Final match between River Plate  and Boca Juniors is being played in Madrid. (Photo by Rafael Bastante/SOPA Images/LightRocket via Getty Images) Foto: Argentina (Photo by Rafael Bastante/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan gas air mata lagi-lagi memakan korban di pertandingan sepak bola. Kali ini suporter sepak bola tewas setelah gas air mata yang ditembakkan oleh polisi di luar venue melayang ke dalam stadion, di tengah pertandingan antara Gimnasia La Plata dan Boca Juniors di Argentina.

Dilansir dari The Guardian, Minggu (9/10/2022), gas air mata itu membuat para pemain dan penonton kesulitan bernapas.

Informasi soal kematian suporter itu masih belum jelas, tetapi Sergio Berni, Menteri Keamanan untuk Provinsi Buenos Aires, mengatakan kepada televisi lokal bahwa penggemar meninggal karena masalah jantung saat ia meninggalkan Stadion Juan Carmelo Zerillo di La Plata.

Insiden itu terjadi lima hari setelah kejadian yang sama terjadi di pertandingan sepak bola di Indonesia yang menewaskan lebih dari 100 orang ketika para penggemar mencoba keluar dan gas air mata yang ditembakkan oleh polisi menjadi salah satu bencana olahraga terburuk di dunia.

Menurut pihak berwenang di Argentina, penggemar Gimnasia berusaha memaksa masuk ke stadion yang penuh, dan polisi menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk memaksa mereka mundur.

Para pemain terlihat menutupi wajah mereka dan para pendukung memasuki lapangan saat mereka mencoba melepaskan diri dari gas air mata. Pertandingan dihentikan setelah sembilan menit.

"Putra saya yang berusia dua tahun tidak bisa bernapas. Kami merasa putus asa dan khawatir tentang semua orang di tribun. Kami memainkan permainan sepak bola normal dan itu mengubahnya menjadi ini dan perasaan bahwa kerabat kami hampir mati, " ungkap pemain Gimnasia Leonardo Morales dikutip dari ESPN.

Berni mengatakan kementeriannya akan membuka penyelidikan, menambahkan bahwa terlalu banyak tiket terjual.Tapi Gimnasia mengatakan bukan itu masalahnya dan mereka telah mematuhi protokol keamanan.

"Kami akan menuntut penyelidikan atas apa yang terjadi sampai mereka yang bertanggung jawab atas hari tragis ini diketahui," kata klub itu.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Termasuk Kanjuruhan, Ini 15 Tragedi Berdarah Suporter Dunia


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading