Sebentar Lagi Ekspor Timah Disetop, Untuk Jenis yang Mana?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bakal menutup keran ekspor timah dalam waktu dekat. Adapun larangan ekspor timah ini diperkirakan akan menyasar jenis timah ingot atau batangan.
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif belum dapat memastikan secara pasti kapan larangan ekspor timah diberlakukan. Namun yang pasti, menurutnya produk timah dalam bentuk ingot dinilai masih perlu menjadi produk yang lebih hilir lagi.
"Kita nunggu keputusannya, karena kan lagi dipelajari supply demand-nya gimana dan semua produk dari hulu ke hilir. Nanti setiap turunannya itu pelajari dulu supply demand-nya," tutur Irwandy saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (7/10/2022).
Menurut dia, hilirisasi timah dalam bentuk ingot sendiri nantinya bisa menjadi produk berupa tin solder dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, Kementerian ESDM hingga kini masih mengkaji setiap produk turunannya.
"Sudah ada belum di Indonesia, kalau belum ada, nanti kita pelajari supply demand-nya, kalau belum bisa diserap ya gimana ya," katanya.
Lebih lanjut, Irwandy memastikan bahwa program hilirisasi timah yang lebih hilir tidak akan dibebankan ke para penambang. Pasalnya, hal tersebut merupakan ranahnya dari Kementerian Perindustrian.
"Itu sudah wewenang dari Perindustrian, tapi harus benar-benar dipelajari supply dan demand-nya. Berapa yang diekspor, berapa yang diimpor. Keseimbangan itu yang harus dicapai," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memberi sinyal bahwa sebentar lagi pemerintah akan menutup keran ekspor timah, khususnya timah dalam bentuk mentah atau raw material.
Meski demikian, Bahlil belum merinci kepastian kapan ekspor timah akan dilarang, yang pasti industri timah harus wajib membangun hilirisasi.
"Jadi sebentar lagi kita akan setop ekspor timah mentah, harus bangun hilirisasi. Begitu agenda besar ini, dunia harus tau yang dilakukan Indonesia," ungkap Menteri Bahlil dalam Orasi Ilmiahnya di Grand Ballroom Unhas Hotel and Convention Center, Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (7/10/2022).
Lebih lanjut, Bahlil menyebut Indonesia merupakan negara dengan penghasil timah ke-2 terbesar di dunia setelah China. Namun, Indonesia tidak bisa memainkan perannya atas penentuan harga timah di dunia.
Hal tersebut terjadi karena ekspor timah yang dilakukan oleh Indonesia merupakan barang mentah. Karena itu, supaya bisa menjadi penentu harga timah dunia, Indonesia perlu melakukan hilirisasi di sektor timah.
"Lebih ironis lagi, harga timah dikendalikan oleh negara bukan penghasil timah, ini lucu, ajaib, ini teori bin Abu Nawas, yang tidak kita tolerir untuk ke depan dan kita harus mulai (hilirisasi)," terang Bahlil.
(wia)