Internasional

Gawat, Putin Sudah Siap Tekan Tombol Nuklir Usai Rusia Diejek

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 04/10/2022 11:30 WIB
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan latihan militer Vostok 2022 (Timur 2022) di tempat pelatihan Sergeyevsky di Wilayah Primorsky timur jauh, Rusia, Selasa (6/9/2022). Latihan militer gabungan itu diikuti oleh negara-negara yang bersahabat dengan Rusia seperti China, Belarusia, India, Mongolia dan Suriah. Lebih dari 50.000 tentara dan lebih dari 5.000 unit peralatan militer, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal, dilibatkan dalam latihan tersebut. (Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia tengah menghadapi masalah kekurangan amunisi, khususnya rudal presisi tinggi, sehingga Moskow menggunakan rudal S-300 yang dirancang untuk menembak jatuh target udara untuk menyerang objek darat.

Hal ini terlihat pada 30 September, di mana pasukan Rusia menyerang konvoi kendaraan sipil yang mengevakuasi Zaporizhzhia. Rudal pertahanan udara jarak jauh Rusia kemungkinan digunakan dalam insiden ini.

"Stok rudal Rusia kemungkinan besar terbatas dan merupakan sumber daya bernilai tinggi yang dirancang untuk menembak jatuh pesawat modern dan rudal yang masuk, daripada untuk digunakan melawan target darat," kata intelijen Inggris, dikutip dari kantor berita Ukriform, Selasa (4/10/2022).


"Penggunaannya dalam peran serangan darat hampir pasti didorong oleh kekurangan amunisi secara keseluruhan, terutama rudal presisi jarak jauh," tambahnya.

Pada saat yang sama, perhatian tertuju pada fakta bahwa pada hari yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian pencaplokan untuk wilayah Ukraina yang direbut, termasuk wilayah Zaporizhzhia.

"Rusia mengeluarkan aset militer yang berharga secara strategis dalam upaya untuk mencapai keuntungan taktis dan dalam prosesnya membunuh warga sipil yang sekarang diklaim sebagai warganya sendiri," laporan itu menyimpulkan.

Seperti diberitakan, pada 30 September, pasukan Rusia menembaki konvoi kendaraan sipil yang mengevakuasi Zaporizhzhia. Serangan itu merenggut 30 nyawa warga sipil, melukai hampir 90 orang.

Menteri Dalam Negeri, Denys Monastyrskyi, mengatakan Rusia telah menggunakan rudal S-300 yang dimodernisasi.

Meski dianggap kekurangan rudal, Putin masih memiliki senjata lainnya, yakni nuklir. Namun Putin dilaporkan tidak akan meluncurkannya, kecuali jika lawannya memulainya lebih dahulu.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: LA Bak Medan Perang - Putin Beri Syarat Damai