'Senjata' RI Lawan Hantu Resesi Global Makin Kuat

Tim Redaksi, CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
04 October 2022 09:45
Women work on the production line at Complete Honour Footwear Industrial, a footwear factory owned by a Taiwan company, in Kampong Speu, Cambodia, July 4, 2018. REUTERS/Ann Wang    SEARCH
Foto: REUTERS/Ann Wang

Jakarta, CNBC Indonesia - Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,7 pada bulan September 2022, atau naik dari 51,7 pada Agustus 2022.

Bahkan, PMI Indonesia pada bulan September 2022 ini tercatat lebih tinggi dari rata-rata negara di Asean yang berada di posisi 53,5.

Angka PMI Indonesia ini merupakan yang tertinggi dalam 8 bulan terakhir.

Laura Denman, Ekonom di S&P Global Market Intelligence, menuturkan peningkatan permintaan memengaruhi aktivitas pembelian, yang meningkat pada kecepatan paling tajam dalam delapan bulan.

Perbaikan permintaan juga mendorong peningkatan yang lebih kuat dalam produksi, serta lapangan pekerjaan. Di sisi lain, IHS Markit melihat adanya pelunakan dari tekanan inflasi.

"Biaya input dan harga jual inflasi masing-masing berkurang ke posisi terendah 20 dan 15 bulan," ungkap Laura.

Hal ini pun sejalan dengan pemaparan dari Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidena, Panutan Sulendrakusuma yang mengungkapkan optimisme pemerintah dalam melawan ancaman resesi.

Optimisme ini dibangun oleh 'senjata' ampuh, yaitu kekuatan ekonomi internal, yang dimiliki Indonesia.

Salah satu yang dipaparkan Panutan adalah geliat di sisi manukfatur di dalam negeri dan keyakinan konsumen yang kuat.

Dari industri halal pun masih ada permintaan tinggi dari dalam dan luar negeri. Hal ini menandakan kegiatan produksi di Indonesia sudah mulai jalan lagi.

"Kegiatan produksi sudah mulai jalan. Dukungan perbankan KUR, karena disubsidi pemerintah," jelasnya.

Selain industri dan konsumen, Panutan mengungkapkan posisi neraca perdagangan selama 28 bulan masih surplus turut menopang kekuatan cadangan devisa.

Senjata selanjutnya adalah aktivitas masyarakat yang kembali normal setelah angka Covid melandai. Menurutnya, ekonomi yang jalan ditentukan dari aktivitas masyarakat.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Bukti Perang Bawa Mudarat, PMI Manufaktur China dkk Loyo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular