Internasional

Rusia Dipermalukan di Lyman, Bukti Kekalahan Presiden Putin?

luc, CNBC Indonesia
03 October 2022 06:10
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama pertemuan di kompleks industri militer di Kremlin, 20 September 2022, di Moskow, Rusia. (Getty Images/Contributor)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara selama pertemuan di kompleks industri militer di Kremlin, 20 September 2022, di Moskow, Rusia. (Getty Images/Contributor)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keberhasilan militer Ukraina mengusir tentara Rusia dari Kota Lyman di wilayah Donetsk kian menyudutkan posisi pasukan Presiden Vladimir Putin di Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukannya telah 'membersihkan sepenuhnya' Lyman dari tentara Rusia. Dia pun menegaskan pihaknya akan terus mendesak tentara Moskow untuk mundur dan meninggalkan Ukraina.

"Kisah pembebasan Lyman di wilayah Donetsk kini menjadi yang paling populer di media," kata Zelensky dalam pidato malamnya, dikutip dari Reuters, Senin (3/10/2022).

"Tetapi keberhasilan tentara kami tidak terbatas pada Lyman," tambahnya.

Terkait hal tersebut, aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ikut buka suara.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menuturkan keberhasilan ukraina atas sebuah kota di dalam wilayah aneksasi yang diumumkan Putin menunjukkan bahwa Kyiv membuat kemajuan dan mampu melawan pasukan Rusia.

"Kami telah melihat bahwa mereka telah mampu mengambil kota baru, Lyman, dan itu menunjukkan bahwa Ukraina membuat kemajuan, mampu mendorong kembali pasukan Rusia karena keberanian mereka. Tentu saja juga karena senjata canggih yang disediakan oleh Amerika Serikat dan sekutu lainnya," kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan NBC.

Menurutnya, cara terbaik untuk melawan pencaplokan yang diproklamirkan Rusia atas bagian-bagian Ukraina adalah dengan terus mendukung pemerintah di Kyiv.

Ditanya tentang aplikasi Ukraina untuk keanggotaan dipercepat dalam aliansi pertahanan Barat itu, Stoltenberg mengatakan bahwa setiap keputusan tentang keanggotaan harus diambil dengan konsensus 30 sekutu dan semuanya harus setuju.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 Update Perang Rusia-Ukraina, Putin Kian 'Tak Berdaya'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular