Ini Dia Salah Satu Biang Kerok Listrik RI Luber

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 30/09/2022 20:10 WIB
Foto: Petugas memeriksa tegangan Gardu induk tegangan ekstra tinggi 500kv Gandul, Depok, Jawa Barat, Jumat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki_

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov menyebut kelebihan pasokan (over supply) listrik yang terjadi di PT PLN (Persero) salah satunya adalah imbas dari kebijakan pembangunan mega proyek ketenagalistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 35.000 Mega Watt (MW).

Saat merencanakan program raksasa tersebut, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,4% per tahun. Namun rupanya realisasinya dari tahun 2015-2021 hanya mencapai 3,5%.

"Jadi ekspektasi 6,4%, realisasinya 3,5%, sehingga ini menyebabkan pemerintah terlalu overestimate terhadap peningkatan kapasitas listrik nasional," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2022).


Oleh sebab itu, di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030 proyeksi pertumbuhan permintaan listrik diturunkan dengan skenario moderat yakni 4,9% per tahun. Namun demikian, ia pesimistis permintaan sebesar itu sampai 2030 akan tercapai.

"Ini juga penuh tantangan karena belum tentu juga demand listrik selama 10 tahun mendatang bisa mencapai target 4,9% karena ini tergantung situasi masyarakat ke depan. Diperkirakan terjadi tekanan ekonomi jelas inflasi yang meningkat akan menggerus daya beli masyarakat termasuk demand industri," kata dia.

Adapun di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030 akan ada tambahan pembangkit listrik sebesar 40,9 Giga Watt (GW).

Secara terpisah, Pengamat Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa menilai kelebihan pasokan listrik ini tentunya merugikan PLN maupun negara. Pasalnya, hal itu akan meningkatkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik.

Oleh sebab itu, ia berharap supaya kelebihan ini harus segera disalurkan melalui berbagai program, baik program PLN atau pemerintah. Paling tidak, PLN bisa memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk meningkatkan kapasitas dayanya dan mendorong penggunaan kompor listrik atau induksi, juga kendaraan listrik.

Sementara itu, pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Mengingat pertumbuhan kebutuhan listrik terkait dengan meningkatnya daya beli masyarakat.

"Konsumsi listrik Indonesia masih di bawah beberapa negara Asean seperti Malaysia, Singapore, Thailand, dan lainnya. Hal ini menunjukkan ekonomi kita perlu terus ditumbuhkembangkan," ujarnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PLTU Bertambah, Energi Terbarukan Tetap Jadi Prioritas