Bisikan Jokowi ke Sri Mulyani Kala Dunia Terancam Badai Besar
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku menitipkan pesan khusus kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di tengah ancaman krisis yang dikhawatirkan menimbulkan resesi di dunia.
Berbicara saat memberikan pengarahan dalam UOB Economic Outlook 2022, Jokowi awalnya menceritakan pertemuannya dengan sejumlah pimpinan G7 beberapa bulan lalu di Jerman.
"Perdana Menteri Italia, Menteri Belgia, Uni Eropa, tapi tidak dalam forum formalnya. Tapi saat makan malam," kata Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi juga melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol, Presiden China Xi Jinping, hingga Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengatakan para pemimpin negara menyimpulkan bahwa situasi saat ini memang sulit dan semakin penuh dengan ketidakpastian. Tak ada yang tahu arah perekonomian ke depan.
"Lebih sulit lagi saat bertemu dengan Zelenskyy dan Putin, 1,5 jam dengan presiden Zelenskyy dan presiden Putin 2,5 jam, kesimpulannya sama. Perang tidak akan berhenti besok, bulan depan atau tahun depan. Artinya enggak jelas," kata Jokowi.
Jokowi kemudian menceritakan pernah menitipkan pesan kepada Sri Mulyani. Pasalnya dalam kondisi saat ini, Indonesia membutuhkan tenaga ekstra agar bisa mengantisipasi apabila krisis yang terjadi merembet ke perekonomian nasional.
"Saya selalu sampaikan ke bu Menkeu, bu kalau punya uang kita di APBN, di eman-eman [disayang-sayang]. Dijaga, dihati-hati, mengeluarkannya harus produktif, harus memunculkan return yang jelas," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, pesan kepada Sri Mulyani itu bukanlah tanpa alasan. Saat ini, sambung dia, perekonomian dunia mengalami kontraksi dipicu dari krisis energi, pangan, hingga krisis di sektor keuangan.
"Tiap hari yang kita dengar krisis energi, minyak, gas, hampir semua ngara. Finansial, currency yang melompat-lompat," kata Jokowi.
(cha/cha)