Harga BBM Mau Turun? Ini Bocoran Dari Pertamina & Shell Cs

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 29/09/2022 10:30 WIB
Foto: Wilda Asmarini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya untuk yang non subsidi berpeluang mengalami penurunan, hal itu didorong turunnya harga minyak mentah di pasar internasional beberapa waktu belakangan ini yang sudah berada di level US$ 80 per barel.

Lalu dengan adanya penurunan harga minyak mentah dunia tersebut, apakah harga jual BBM di dalam negeri ikut mengalami penyesuaian?

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan Pertamina kemungkinan akan melakukan penyesuaian harga di tengah tren penurunan harga minyak mentah. Hal tersebut sudah dilakukan untuk produk BBM non subsidi beberapa waktu lalu yang telah mengalami penurunan harga.


"Untuk BBM Non Subsidi kemungkinan penyesuaian tentu ada. Ini sudah dibuktikan pada harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada awal September lalu yang mengalami penurunan," ujar Irto.

Menurut Irto, sebagai Jenis bahan bakar umum (JBU) atau BBM non subsidi yang pengaturan harganya diatur dalam Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU), Pertamina selaku badan usaha juga akan mengevaluasi harga jual BBM non subsidinya setiap bulan.

"Namun selain harga minyak mentah, perlu juga dilihat faktor lain seperti kurs, MOPS dll. Karena faktor faktor tersebut juga menjadi pertimbangan untuk menentukan harga selain harga minyak mentah," kata dia.

Sedangkan, badan usaha swasta seperti Shell Indonesia mengungkapkan bahwa perusahaan hingga kini masih memantau pergerakan minyak mentah. VP Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea menjelaskan Shell mengatakan pihaknya masih mencermati kondisi pasar terkait harga minyak dunia. "Namun dapat kami sampaikan bahwa penetapan harga BBM Shell dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor," kata dia.

Diantaranya seperti harga produk minyak olahan berdasarkan Mean of Platts Singapore (MOPS), kondisi dan volatilitas pasar, nilai tukar mata uang asing, pajak pemerintah dan bea cukai, biaya distribusi dan biaya operasional, kinerja perusahaan serta aktivitas promosi yang sedang berjalan.

"Dapat kami sampaikan bahwa penyesuaian harga yang kami lakukan masih sejalan dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai harga jual BBM," ujarnya.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (28/9/2022) pukul 13.00 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2022 turun 1,24% ke level US$ 85,20 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2022 turun 1,24% ke level US$ 77,53 per barel.

Untuk diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta agar pom bensin di negaranya segera melakukan penurunan harga jual. Hal ini terjadi saat harga minyak dunia telah berada dalam tren penurunan.

Ini terungkap selama pertemuan dengan para pembantu ekonominya, Senin waktu setempat. Biden menyesalkan bahwa butuh waktu yang lama agar penurunan harga dapat dirasakan oleh konsumen.

"Kami belum melihat harga yang lebih rendah tercermin di pompa (SPBU). Sementara itu, perusahaan minyak dan gas masih membuat rekor keuntungan. Miliaran dolar keuntungan," kata presiden asal Delaware itu dikutip New York Post, Tabu (28/9/2022).

"Pesan saya sederhana. Kepada perusahaan yang menjalankan bisnis SPBU dan menetapkan harga tersebut. Turunkan harga yang Anda kenakan di SPBU untuk mencerminkan biaya yang anda bayar untuk produk tersebut," tegasnya.

Ia mendesak penurunan harga sesegera mungkin. Bahkan, Biden memberikan sinyal tenggat waktu bagi SPBU di negara itu untuk menurunkan harga. "Lakukan sekarang. Tidak sebulan dari sekarang. Lakukan sekarang. Dan itu akan menghemat banyak uang orang," tambahnya lagi.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina