Lapor Pak Jokowi! Dunia Makin Gawat, RI Diminta Waspada

Tim Redaksi, CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
28 September 2022 12:40
Keterangan Pers Presiden Jokowi setelah Meresmikan Jalan Tol Cibitung-Cilincing, 20 September 2022. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Keterangan Pers Presiden Jokowi setelah Meresmikan Jalan Tol Cibitung-Cilincing, 20 September 2022. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa (27/9/2022) kembali sepi peminat, terutama investor asing. Hal ini menjadi tanda-tanda menurunnya minat investasi ke dalam negeri.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan total penawaran yang masuk dalam lelang SUN kemarin mencapai Rp 23,67 triliun.

Jumlah tersebut adalah yang terendah kedua sepanjang tahun ini setelah lelang pada 10 Mei 2022 (Rp 19,74 triliun).

Kemenkeu melelang tujuh seri SUN yaitu seri SPN03221228 (new issuance), SPN12230622 (new issuance), FR0095 (reopening), FR0096 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (Reopening), dan FR0089 (reopening).

Jumlah penawaran yang masuk pada lelang kemarin bahkan tidak mencapai setengah dari yang tercatat pada lelang sebelumnya (Rp 52,06 triliun).

Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan hal ini dipicu oleh tren pelemahan pasar obligasi.

"Pelemahan pasar obligasi adalah fenomena global, sehingga tidak heran jika dampaknya terasa ke pasar SUN Indonesia," tegas Satria kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/9/2022).

Tahun ini, katanya, indeks harga obligasi global sudah terkoreksi hampir 20%. Menurutnya, sangat langka jika obligasi yang dianggap sebagai 'risk-free asset' terkoreksi sama dalamnya dengan pasar saham.

Oleh karena itu, dia mengingatkan bahwa pemerintah harus waspada karena tren menurunnya minat investasi ke obligasi.

"Ini bisa berlangsung cukup lama akibat stagflasi global yang berkepanjangan dan pada akhirnya menaikkan bunga utang Indonesia dan korporasi-korporasi yang berniat untuk mencari dana dari pasar obligasi," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang Resesi, Bukan Ekonomi Terbesar ke-3 Dunia Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular