Putin Teror Ukraina Pakai Nuklir, Ini Reaksi Zelensky

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 September 2022 20:00
TOPSHOT - Ukrainian President Volodymyr Zelensky (C) speaks to media in the town of Bucha, northwest of the Ukrainian capital Kyiv, on April 4, 2022. - Ukraine's President Volodymyr Zelensky said on April 3, 2022 the Russian leadership was responsible for civilian killings in Bucha, outside Kyiv, where bodies were found lying in the street after the town was retaken by the Ukrainian army. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (Photo by RONALDO SCHEMIDT/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/RONALDO SCHEMIDT

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat penilaian serius atas ancaman dari Presiden Rusia Vladimir Putin terkait rencana penggunaan nuklir dalam perang dengan negara tetangganya yang disebutkan pada akhir pekan lalu.

"Rusia menggunakan senjata nuklir bisa menjadi kenyataan," kata Zelensky dalam program CBS 'Face the Nation' pada Minggu (25/9/2022), dikutip dari CNBC International.

"Dia ingin menakuti seluruh dunia. Ini adalah langkah pertama dari pemerasan nuklirnya. Saya tidak berpikir dia menggertak," tambah Zelensky.

Sebelumnya, Putin memperingatkan Barat bahwa penggunaan nuklir bukanlah gertakan semata. Rusia, tegasnya, akan melakukan segala cara untuk melindungi wilayahnya. Ia bahkan menggarisbawahi ancaman nuklir Rusia, di mana Moskow memiliki berbagai alat penghancur untuk melindungi negaranya.

"Saya ingin mengingatkan Anda bahwa negara kami juga memiliki berbagai alat penghancur untuk melindungi Rusia dan rakyat, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki," tegas Putin pada Jumat (23/9/2022) lalu.

Dengan ini Putin pun mengatakan sudah menandatangani dekrit khusus. Mobilisasi parsial sendiri menempatkan Rusia situasi perang di mana wajib militer warga menjadi keharusan.

Pengumuman mobilisasi parsial itu berarti bahwa semua pihak di negeri itu harus berkontribusi lebih pada upaya perang. Bukan cuma warga tapi juga bisnis.

Sebuah referendum yang dipimpin Rusia sedang berlangsung di wilayah Ukraina, yang telah diduduki oleh Rusia sejak serangan pada 24 Februari.

Pemerintah Barat dan Ukraina menolak legitimasinya sebagai palsu, tapi banyak yang khawatir jika Moskow mencaplok wilayah berdasarkan hasil, tanah tersebut akan dimasukkan ke dalam wilayah yang menurut Putin layak untuk respons nuklir potensial jika diserang oleh pasukan Ukraina yang mencoba merebutnya kembali.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Paus Fransiskus Sebut Ukraina Jangan Malu Kibarkan 'Bendera Putih'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular