Dolar 'Bantai' Rupiah Sampai Rp 15 Ribu, Pengusaha Tak Kaget

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 26/09/2022 15:45 WIB
Foto: Petugas menhitung uang asing di penukaran uang DolarAsia, Blok M, Jakarta, Senin, (26/9/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terus lanjutkan pelemahan sejak pekan lalu. Indeks dolar AS yang terus menanjak membuat rupiah terus terpuruk hingga menembus Rp 15.100/US$. Kalangan pelaku usaha menilai dampak dari fenomena ini bakal membawa dampak yang berbeda antara eksportir dan importir.

"Importir yang berat sebaliknya eksportir yang mendapatkan windfall," kata Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno kepada CNBC Indonesia, Senin (26/9/22).

Meski demikian, kenaikan cuan yang bisa diraup eksportir akan sangat bergantung pada penguatan dolar AS terhadap rupiah nantinya.


"Untuk eksportir importir dalam USD tidak masalah karena hasil ekspor nya juga USD. Kenaikan harga akan menyesuaikan proportional aja terhadap kenaikan Kurs," ujar Benny.

Akibat penguatan dolar AS terhadap rupiah ini, beberapa komoditas memiliki kesempatan untuk mencatatkan nilai ekspor lebih tinggi.

"Kelapa Sawit komponen produksi nya kan mayoritas Rupiah, maka ekspornya akan meningkat," sebut Benny.

Pelemahan rupiah kian memuncak di hari ini. Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,1% ke Rp 15.050/US$. Depresiasi semakin membengkak menjadi 0,43% ke Rp 15.100/US$ pada pukul 9:08 WIB. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2020.

Pelemahan nilai tukar tak lepas dari situasi eksternal. Khususnya dari AS, di mana The Fed (bank sentral AS) yang menegaskan akan terus agresif menaikkan suku bunga sampai tahun depan. Targetnya, hingga inflasi kembali ke 2%.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Makin Tegang, Dolar AS Melemah-Harga Emas Menguat Tipis