Rupiah Melemah, Dolar AS Sentuh Rp15.110, RI Malah Untung?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Senin, 26/09/2022 12:55 WIB
Foto: Ilustrasi (Photo by Hobi industri from Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar AS terpantau menguat hingga sempat sentuh level terkuat sejak 28 April 2020 di Rp15.110 per dolar AS pada pukul 11.00 WIB hari Senin (26/9/2022). Di pasar spot, indeks dolar AS menguat tajam 0,71% ke posisi 113,98 dan sentuh rekor tertingginya sejak 20 Mei 2002.

Bagaimana efek penguatan dolar ke sektor makanan dan komoditas Indonesia?

Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan, penguatan dolar tersebut akan menguntungkan sawit Indonesia.


"Karena CPO (minyak sawit mentah/ crude palm oil) itu komoditas ekspor. Kalau dolar naik, harga lokal akan terangkat. Biasanya akan kelihatan waktu tender KPBN," kata Eddy kepada CNBC Indonesia, Senin (26/9/2022),

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, penguatan rupiah akan berdampak ke biaya produksi karena sebagian bahan baku dan energi berbasis dolar AS.

"Namun di sisi lain pendapatan ekspor akan membaik. Tergantung posisi masing-masing perusahaan, mana yang lebih besar?," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (26/9/2022).

Adhi menambahkan, penguatan dolar saat ini pun tidak akan langsung menaikkan harga produk di dalam negeri. Termasuk untuk barang olahan yang dihasilkan dari bahan baku impor.

"Perkiraan saya tidak (langsung menaikkan harga di dalam negeri). Tidak mudah bagi industri naik turun harga. Banyak pertimbangan," pungkasnya.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini