Ada PLN Energi Primer, Pasokan Batu Bara Cs Dijamin Aman!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 22/09/2022 16:40 WIB
Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis pasokan energi untuk pembangkit listrik di perusahaan setrum pelat merah aman ke depannya.

Hal tersebut menyusul adanya pembentukan Holding dan Subholding PT PLN (Persero) yang akan memberikan kepastian pengadaan energi primer untuk operasional pembangkit.

Erick mengatakan, pembentukan Holding dan Subholding PLN ini akhirnya bisa terealisasi pada Rabu (21/09/2022), setelah dua tahun lalu dirinya meminta PLN untuk melakukan transformasi. Pasalnya, efisiensi serta proses bisnis yang kompleks harus ditata ulang.


"Pertama, saya minta urusan pengadaan energi primer yang sebelumnya tersebar dan tidak efisien, agar dikelola secara terpusat sehingga lebih efisien. Akan dibentuk satu Subholding, yaitu PLN Energi Primer Indonesia. Dengan ini, maka security of supply bisa lebih kokoh," katanya, dikutip Kamis (22/9/2022).

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan Subholding Energi Primer ini akan fokus melakukan tata kelola hingga rantai pasok dari sumber energi primer untuk pembangkit, yaitu batu bara, gas, BBM, serta biomassa.

PLN Energi Primer Indonesia nantinya akan memiliki tiga anak usaha yaitu Coal Mining Company, Gas Midstream Company, dan Logistic Coal Company. Subholding ini akan mengamankan pasokan energi primer untuk memproduksi listrik hingga 280 ribu Giga Watt Hour (GWh) per tahun.

"Ini akan mengonsolidasikan pengadaan dan rantai pasok energi primer hanya di satu titik berada di bawah subholding energi primer," ucap Darmawan.

Darmawan mencontohkan, sebelumnya rantai pasok batu bara tersebar di PLN dan masing-masing anak usaha PLN.

"Dulu PJB punya sendiri, Indonesia Power punya sendiri, kita ada sendiri, lalu di pembangkitan masing-masing juga ada. Ini kami sinergikan, kami kelola dan kami konsolidasikan jadi satu sehingga lebih efektif dan efisien," ujar Darmawan.

Selain batu bara, pengadaan gas dan juga BBM juga terkonsolidasi di dalam subholding energi primer ini.

"Setiap masing masing kebutuhan ini nanti ada direktoratnya masing masing yang bertanggung jawab menjamin rantai pasoknya," ungkap Darmawan.

Selain bertumpu pada energi primer, saat ini PLN masih mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dimana dalam operasionalnya, PLN menerapkan teknologi co-firing. Teknologi ini membutuhkan biomassa sebagai subtitusi dari batu bara. Sehingga melalui subholding ini, PLN juga membentuk entitas baru yang khusus mengurus biomassa.

"Ke depannya, PLN itu membutuhkan paling tidak 10 juta ton biomassa untuk co-firing kita. Jadi kami membentuk entitas baru juga yang khusus untuk mengurus biomassa ini," tandasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: DPR Bicara Nasib Pembangkit Nuklir - Prospek Danantara di EBT