Internasional

Survei: Muslim di Asean Makin Taat dan Religius, Ini Buktinya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 September 2022 16:40
Sejumlah jamaah melaksanakan shalat Idul Adha di Lapangan PSP Sawangan, Depok, Jawa Barat, Sabtu, 9/7. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah jamaah melaksanakan shalat Idul Adha di Lapangan PSP Sawangan, Depok, Jawa Barat, Sabtu, 9/7. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu dari tiga umat Muslim di Asia Tenggara menganggap diri mereka lebih religius daripada orang tua mereka saat masih seusia mereka. Hal ini terungkap dari sebuah survei yang dirilis Konsumen Muslim Baru, Rabu, (21/9/2022).

Dalam survei itu, hanya 21% dari 250 juta Muslim di kawasan itu mengatakan bahwa mereka kurang taat daripada orang tua mereka, sementara 45% menganggap diri mereka sebagai orang yang taat.

Angka ini sendiri didapatkan dari cara para responden menginformasikan keputusan seputar pengeluaran pribadi, mode, perbankan, perjalanan dan pendidikan. Hal ini juga menguatkan riset sebelumnya yang menemukan bahwa Muslim di Asia Tenggara sangat menomorsatukan agama.

"Hubungan yang kuat dengan Tuhan adalah hal terpenting dalam hidup bagi 91% Muslim Asia Tenggara, setara dengan kesehatan dan di depan keluarga," menurut laporan Wunderman Thompson Intelligence dan VMLY&R Malaysia yang dikutip Al Jazeera.

"Hanya 34% yang menganggap kekayaan sangat penting, dengan 28% menilai hasrat mereka dan 12% menyebut ketenaran sebagai prioritas," tambah laporan riset yang mewawancarai 1.000 responden di Indonesia dan Malaysia itu.

Keyakinan agama yang tumbuh dan penyebaran konsumerisme gaya Barat telah mengakibatkan beberapa perusahaan dan penyedia jasa untuk memasukkan segala sesuatu sesuai dengan hukum Islam.

Bagi konsumen Muslim, apakah suatu produk halal, atau diperbolehkan, adalah faktor terpenting saat melakukan pembelian. sebanyak 91% responden mengatakan itu sangat penting, di atas pertimbangan nilai uang, kualitas dan lingkungan.

"Konsumen Muslim semakin menutupi keyakinan agama mereka pada keputusan pembelian, dan bagaimana mereka melakukannya terus berkembang," kata Chen May Yee, direktur Asia Pasifik untuk Wunderman Thompson Intelligence.

"Teknologi baru membawa pertanyaan baru - misalnya, apakah metaverse halal?" tambahnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buat Murka Warga Muslim, India Buka Suara Soal Komentar Islam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular