Internasional

'Kiamat' Batu Bara Cs Benar di Depan Mata, Ini Bukti Barunya

sef, CNBC Indonesia
20 September 2022 20:55
Bank sentral Norwegia
Foto: Getty Images/CNBC International

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya negara Eropa menekan industri fosil makin serius. Kali ini datang dari Norwegia.

Badan usaha pengelola investasi negara Norwegia, Norway Government Pension Fund Global, akan mewajibkan 9.000 perusahaan tempatnya berinvestasi untuk mencapai nol emisi karbon pada 2050. Sovereign wealth fund (SWF) dengan dana kelola terbesar dunia tersebut setidaknya telah menyalurkan US$ 1.200 miliar di 70 negara.

"Kami menetapkan target emisi nol bersih paling lambat tahun 2050 untuk semua perusahaan," kata kata petinggi Norges Bank Investmen Management, lembaga yang mengatur SWF tersebut di bawah pemerintah dan kementerian keuangan, Carine Smith Ihenacho, dikutip AFP, Selasa (20/9/2022).

"Kami akan terlibat dengan perusahaan untuk mencapai target ini dengan menetapkan target awal yang kredibel dan membuat rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca langsung dan tidak langsung mereka," tambahnya saat mengumumkan rencana aksi iklim baru dana tersebut.

Menurut panel ahli iklim PBB, IPCC, netralitas karbon di 2050 adalah keharusan. Ini guna membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius, sejalan dengan tujuan Perjanjian Paris.

Namun, badan itu sendiri mengaku baru 10% perusahaan-perusahaan tempatnya berinvestasi yang telah menetapkan netralitas karbon. Karenanya aturan akan lebih ketat diterapkan.

Dana tersebut dilarang diinvestasikan ke sektor yang membuat kerusakan lingkungan atau iklim yang serius. Termasuk dalam hal ini industri batu bara.

"Keberlanjutan adalah prasyarat untuk pengembalian yang baik di masa depan," kata Wakil Gubernur Bank Sentral Norwegia Oystein Borsum, lembaga lain yang mengawasi dana tersebut.

Di sisi lain, krisis energi sedan melanda Uni Eropa (UE). Hal ini meningkatkan pemesanan batu bara ke sejumlah negara termasuk RI.

Itu dilakukan untuk mengkompensasi penurunan pasokan gas. Sejak perang Rusia dan Ukraina pecah, Moskow membatasi pasokan gas ke UE sebagai balasan sanksi yang diberikan.

Kepala riset Noble Resources Rodrigo Echeverri memperkirakan impor batu bara Eropa pada 2022 akan menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Noble memperkirakan permintaan batu bara thermal pada tahun ini mencapai 996 juta ton sementara pasokan hanya 983 juta ton.

Dia juga memperkirakan ada permintaan impor yang signifikan dari Eropa, India, Korea Selatan (Korsel), hingga Jepang.

India diperkirakan akan mengimpor 171 juta ton batu bara thermal pada tahun ini, naik dibandingkan pada 2021 yang tercatat 149 juta ton.

Pemesanan dari wilayah Atlantik termasuk Eropa juga akan sangat kuat. Permintaan impor dari kawasan tersebut diperkirakan mencapai 180 juta ton, naik hingga 39 juta ton dibandingkan tahun lalu.

Namun, permintaan dari China diperkirakan berkurang hingga 45 juta ton menjadi 210 juta ton pada tahun ini karena melandainya aktivitas ekonomi di Negara Tirai Bambu.

Dilansir dari Argus Media, Indonesia akan menjadi salah satu pemasok utama batu bata. Ekspor dari Indonesia diperkirakan meningkat hingga 20 juta ton menjadi 467 juta ton pada 2022.

Peningkatan ekspor Indonesia akan mengkompensasi penurunan ekspor Australia. Ekspor batu bara Australia diperkirakan menurun 13 juta tin menjadi 183 juta ton pada 2022.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SWF Terbesar Dunia Ini Boncos Rp 2.500 T, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular