
Demi Swasembada Kedelai, Jokowi Izinkan Impor Bibit Rekayasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah terbuka melakukan importasi bibit kedelai, termasuk hasil rekayasa genetik (genetically modified organism/ GMO).
Hal itu, kata Syahrul, dilakukan untuk memperbaiki varietas kedelai di Indonesia. Yang dihasilkan dari bibit yang baik.
"Menggunakan GMO kalau perlu, menggunakan bibit impor kalau perlu. Dan, tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal dengan varietas tinggi," kata Syahrul dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, ditayangkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (19/9/2022).
Dia mencontohkan, di mana selama ini produktivitas kedelai di Indonesia sekitar 1,2-2 ton per ha, diharapkan ada varietas dengan produktivitas yang mampu di atas 3-4 ton per ha.
"Menko akan menetapkan harga beli, sehingga ada kepastian harga kedelai. Tentu saja ini akan dirapatkan, akan disampaikan pak Menko," kata Syahrul.
Dengan begitu, ujarnya, petani siap melakukan penanaman kedelai.
"Pemerintah menjamin harga beli khususnya untuk kedelai. Berapa harga kedelai, tentu saja kita berharap harganya bisa menghitung biaya produksi, Akhirnya, petani yang kemarin beralih mau kembali menanam kedelai. Itu perintah Presiden kepada kami," kata Syahrul.
Secara umum, dia menambahkan, neraca baik cabai maupun bawang, cukup secara nasional. Meski, ada waktu-waktu shortage, diharapkan daerah kekurangan bisa dipasok daerah produsen. Juga, pemerintah bisa lakukan intervensi harga.
"Dan, tentu saja BUMN diperintahkan melakukan pembelian baik itu cabai, bawang, maupun kedelai. Ini jadi sangat berarti bagi petani. Presiden memerintahkan semaksimal mungkin pertanian di-back up. Baik melalui KUR maupun biaya-biaya dibutuhkan untuk meningkatkan produksi yang ada," pungkas Syahrul.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pedagang Menjerit Harga Kedelai Terus Naik