Internasional

Rusia Sudah Kalah? Putin Ingin Akhiri Perang Ukraina Segera

sef, CNBC Indonesia
19 September 2022 12:00
Russian President Vladimir Putin delivers a speech during the opening ceremony of the Army-2022 International Military-Technical Forum and the International Army Games 2022 at the Russian Armed Forces' Patriot Park in Kubinka, outside Moscow on August 15, 2022. (Photo by Mikhail Klimentyev / Sputnik / AFP) (Photo by MIKHAIL KLIMENTYEV/Sputnik/AFP via Getty Images)
Foto: Sputnik/AFP via Getty Images/MIKHAIL KLIMENTYEV

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku akan mengakhiri perang di Ukraina sesegera mungkin. Hal tersebut ditegaskannya akhir pekan kemarin, saat bertemu muka dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Keduanya bertemu dalam konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Uzbekistan. Bukan hanya dengan Modi, Putin juga bertemu Presiden China Xi Jinping dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Saya tahu posisi Anda dalam konflik di Ukraina. Kekhawatiran Anda... ," katanya ke Modi, dikutip dari AFP, Senin (19/9/20220.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengakhiri ini sesegera mungkin," tambah Putin di KTT yang terselenggara di Uzbekistan itu.

Meski demikian, kata dia, sayangnya Ukraina menolak bernegosiasi. Kyiv tuding Putin lebih suka cara-cara militer.

"Pihak lawan, pimpinan Ukraina, yang mengumumkan penolakannya terhadap proses negosiasi," tegasnya.

"Dan, menyatakan bahwa mereka ingin mencapai tujuannya dengan cara militer, di medan perang," terangnya lagi.

Modi sendiri mengatakan ke Putin bahwa kini bukan lagi zamannya untuk berperang. Walau demikian, ia tak secara eksplisit mengecam serangan Rusia ke Ukraina.

"Saya tahu waktu hari ini bukan waktu untuk perang," kata Modi.

"Demokrasi, diplomasi dan dialog penting," tegasnya.

Perlu diketahui India dan Rusia memiliki hubungan lama sejak Perang Dingin. Moskow sejauh ini telah menjadi pemasok senjata terbesar Delhi.

Menurut Business Standard, antara 2016-2020, 49,4% senjata India dibeli dari Rusia. Raksasa Asia berpenduduk 1,4 miliar orang ini juga merupakan konsumen utama minyak Rusia, meningkatkan pembelian dengan potongan harga setelah embargo Barat.

Sebelumnya, Rusia sendiri telah menyerang Ukraina sejak Februari. Tujuh bulan perang bergulir dan belum ada tanda gencatan senjata.

Dalam update terbaru, dikabarkan Rusia mulai kehilangan sejumlah wilayah yang sempat diduduki di Timur dan Selatan Ukraina. Namun intelijen Inggris mengatakan serangan balasan sedan disusun Kremlin.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hot News: Kado dari Putin Hingga Tolak Pengunduran Rafael

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular