Internasional

Serangan Balik Ukraina Bikin Rusia Kalang Kabut, Ini Buktinya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 September 2022 07:00
A Ukrainian soldier smiles from a military vehicle on the road in the freed territory in the Kharkiv region, Ukraine, Monday, Sept. 12, 2022. Ukrainian troops retook a wide swath of territory from Russia on Monday, pushing all the way back to the northeastern border in some places, and claimed to have captured many Russian soldiers as part of a lightning advance that forced Moscow to make a hasty retreat. (AP Photo/Kostiantyn Liberov)
Foto: AP/Kostiantyn Liberov

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan Ukraina mulai aktif mengusir Rusia dari wilayahnya. Terbaru, Kyiv mengatakan pasukannya sukses merebut kembali lebih dari 20 kota dan desa hanya dalam satu hari terakhir.

Ini terjadi setelah pasukan Rusia melarikan diri meninggalkan Izium, benteng utamanya di timur laut Ukraina. Diketahui ribuan tentara Rusia telah meninggalkan posisi mereka, meninggalkan persediaan amunisi dan peralatan yang sangat besar.

Enam bulan perang dengan Ukraina, orang dalam militer mengatakan pasukan Kremlin sudah tidak memiliki tenaga untuk melanjutkan pertempuran dan kini dilaporkan mundur ke Donbas karena kerugian Rusia di Ukraina memakan korban.

Data dari pihak Ukraina menyebut, kini jumlah korban tewas Rusia dalam perang enam bulan telah meningkat menjadi sekitar 48.000 personel per awal September.

Para pejabat Barat memperkirakan jumlah orang Rusia yang tewas antara 70.000 dan 80.000, sementara Kremlin sendiri belum memperbarui jumlah terakhir 1.351 jiwa dari Maret. 

"Kerugian besar Rusia berarti tidak memiliki tenaga untuk melanjutkan perangnya di Ukraina," menurut orang dalam militer, John Callahan, melansir Express.co.uk.

Mantan diplomat dan pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) itu mengklaim pasukan Putin mengalihkan fokus mereka ke wilayah Donbas timur Ukraina.

"Anda mulai menjumlahkan angka-angka dan mereka benar-benar tidak memiliki tenaga untuk melanjutkan serangan frontal yang besar dan itulah mengapa mereka tidak melakukannya. Mereka fokus pada Donbas di mana mereka pikir mereka bisa mendapatkan keunggulan," katanya.

"Tampaknya kemampuan mereka untuk menghasilkan peralatan berteknologi tinggi berkurang... Masih ada, tetapi jalur perakitan itu tidak jauh berbeda dengan jalur perakitan yang kami miliki di Inggris dan di AS. Mereka memproduksi beberapa kendaraan dalam sebulan."

Donbas adalah bekas jantung industri Ukraina di timur, yang secara historis merupakan wilayah penting secara ekonomi. Ini terdiri dari dua wilayah besar Luhansk dan Donetsk, yang sebagian besar berbahasa Rusia.

Daerah itu dipandang sebagai simbol bagi Putin karena cadangan bahan mentahnya adalah kunci bagi Uni Soviet. Beberapa hari sebelum Presiden Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari, Putin mengakui klaim kemerdekaan separatis di Donbas.

Pemberontak yang didukung Moskow di Luhansk dan Donetsk telah mendeklarasikan diri sebagai republik rakyat mereka sendiri, meskipun daerah yang dikuasai separatis tidak mencakup seluruh Donbas.

Meskipun Donbas awalnya berfungsi sebagai landasan untuk serangan Rusia, Callahan dan yang lainnya percaya bahwa kekalahan Rusia di seluruh Ukraina dapat memaksa pasukannya untuk mundur ke wilayah timur.


(tfa/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesan Tahun Baru Dari Putin, Beri Sinyal Masa Depan Perang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular