Nah Loh, OPEC+ Bilang Harga Minyak US$ 100/Barel Sudah Wajar!

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
16 September 2022 20:52
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - "Raksasa" minyak dunia yang tergabung dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menilai harga minyak US$ 100 per barel merupakan harga wajar yang bisa diserap dunia saat ini.

Hal tersebut setidaknya diungkapkan oleh dua raksasa minyak dunia, yakni Arab Saudi dan Rusia.

Negara-negara yang tergabung dalam OPEC+, termasuk Rusia, memproduksi lebih dari 40% dari total produksi minyak dunia yang mencapai 100 juta barel per hari (bph). Tak ayal kelompok ini sangat berpengaruh terhadap penentuan harga bahan bakar global melalui kebijakannya atas produksi minyak.

Meski OPEC+ tidak secara gamblang menyebutkan tingkat harga yang menjadi preferensinya, namun pejabat tinggi dari Arab Saudi dan Rusia mengungkapkan bahwa fokus kebijakan mereka adalah untuk memastikan pasokan minyak global sesuai dengan permintaan, bukan mempertahankan harga tertentu.

"Fokus kami langsung - melihat keseimbangan pasokan dan permintaan selama periode tidak kurang dari satu tahun dan paling sering satu setengah tahun," ungkap sumber senior OPEC+ yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters, dikutip Jumat (16/09/2022).

"Terlalu banyak variabel di luar kendali manusia, contohnya Covid pada 2020 dan krisis keuangan 2008, jadi kita harus rendah hati."

Namun, salah satu ukuran kunci keseimbangan penawaran-permintaan adalah harga. Ketika permintaan mengancam untuk melampaui penawaran, harga naik, dan sebaliknya. Pernyataan anggota kelompok OPEC+ dan terkait apakah mereka menambah atau mengurangi pasokan memberikan gambaran tentang apa yang dilihat produsen sebagai pengembalian yang wajar untuk minyak mereka.

Sinyal terbaru menunjukkan tingkat harga yang disukai sekitar US$ 90 hingga US$ 100 per barel untuk minyak mentah Brent, tiga sumber pemerintah dan analis mengatakan kepada Reuters.

Itu lebih tinggi dari level yang diperkirakan sebelumnya oleh pengamat OPEC+ sekitar US$ 75 per barel sebagai harga yang ingin dilihat oleh kelompok pengekspor minyak tersebut.

Selama kuartal II tahun ini, harga minyak relatif berada pada kisaran US$ 100 - US$ 120 per barel, sehingga ini menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara pengimpor, terutama terkait masalah inflasi yang tak terkendali.

Amerika Serikat telah mendorong Arab Saudi dan produsen lain untuk memompa lebih banyak minyak guna meredam lonjakan harga selama lebih dari setahun.

Tetapi produsen minyak utama, termasuk Arab Saudi, telah membuat pernyataan publik dalam beberapa pekan terakhir untuk mendukung harga yang telah jatuh menuju US$ 90 per barel di tengah melemahnya prospek ekonomi dan permintaan global.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak 1,16 Juta Barel Per Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular