Ini Cara ESDM Tekan Ketergantungan Impor BBM-LPG
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berupaya untuk menekan ketergantungan terhadap impor BBM dan LPG 3 kilogram (Kg). Diantaranya dengan menggenjot kendaraan listrik serta program jaringan gas (Jargas), kompor listrik, dan gasifikasi.
Menteri ESDM Arifin Tasrif terus berupaya untuk menggenjot ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Mengingat, penggunaan kendaraan listrik secara masif selain dapat meningkatkan kualitas udara yang lebih baik juga dapat menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
Adapun dari sisi penghematan, masyarakat yang menggunakan sepeda motor listrik misalnya hanya cukup merogoh kocek Rp 2000 untuk jarak tempuh sekitar 30 km. Sementara dengan menggunakan kendaraan jenis BBM, paling tidak biaya yang harus dikeluarkan minimal Rp 10.000/liter untuk jarak tempuh yang sama.
"Contohnya sekarang ini berapa? Pertalite bensin Rp 10.000 untuk 30 km untuk motor. Kalau sekarang pakai listrik 1 kWh bisa juga 30 km juga. Sekarang kalau mengisi listrik ongkosnya kan gak sampai Rp 2.000 sedangkan kalau memakai bensin Rp 10.000 jadi hemat Rp 8.000 bayangin kalau satu hari satu liter Rp 8.000 kan lumayan," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (16/9/2022).
Sedangkan dari sisi LPG 3 Kg, pemerintah juga mempunyai beberapa program yang saat ini tengah digenjot untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG 3 Kg. Beberapa diantaranya melalui program jaringan gas (Jargas), kompor listrik, dan gasifikasi.
"Impornya (LPG 3 Kg) sudah 9 juta ton. Subsidi Rp 119 triliun masak kita harus begitu terus. Makanya kita uji coba kompor induksi 300 ribu PLN akan menyalurkan uji coba. Nah itu akan kita lihat nanti harus respon dari masyarakat kalau ini berikan manfaat ke masyarakat kenapa gak ke depannya kita coba untuk melakukan hal yang sama," kata dia.
Lebih lanjut, Arifin memastikan bahwa ketiga program tersebut tidak akan mengganggu satu sama lain. Justru ketiga program tersebut dibuat untuk saling mengisi satu sama lain. "Harus saling mengisi bagaimana memanfaatkan sumber daya di kita kalau dimanfaatkan sumber daya lokal kita gak perlu impor," ujarnya.
Sebelumnya PT PLN (Persero) membeberkan program peralihan kompor LPG 3 kilogram (Kg) ke kompor induksi atau kompor listrik rumah tangga dapat menghemat Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan impor LPG 3 Kg hingga triliunan rupiah.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya saat ini tengah menggodok program pengalihan penggunaan LPG 3 Kg ke kompor induksi. Paling tidak perusahaan setrum pelat merah ini tengah mendorong program peralihan pengguna LPG 3 Kg ke kompor induksi hingga 15,3 juta pelanggan.
Menurut Darmawan program konversi LPG ke Kompor Induksi sebanyak 15,3 juta pelanggan akan menghemat APBN sebesar Rp 85,6 triliun selama 5 tahun setelah pelaksanaan program. Adapun biaya paket konversi berupa kompor, utensil, pemasangan jalur khusus memasak dapat dialokasikan dari pengalihan sebagian penghematan subsidi.
Sementara, jika program konversi LPG ke kompor induksi diperluas untuk seluruh pelanggan PLN yang menjadi pengguna LPG 3 Kg sebanyak 69,4 juta, maka akan menghemat belanja impor LPG sebesar Rp 44 triliun per tahun. Sedangkan apabila program konversi hanya untuk 15,3 juta pelanggan, akan menghemat belanja impor LPG sebesar Rp 10,21 triliun per tahun.
"Hemat biaya impor LPG dengan program konversi di tahun 2028 yakni Rp 10,21 triliun per tahun," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (14/9/2022).
(pgr/pgr)