Ini Bukti Pakai Motor Listrik Lebih Irit Ketimbang Motor BBM

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
16 September 2022 18:10
Menteri ESDM Arifin Tasrif Meninjau Swap Station untuk Motor Listrik
Foto: ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya untuk menggenjot ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Mengingat, penggunaan kendaraan listrik secara masif selain dapat meningkatkan kualitas udara yang lebih baik juga dapat menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah saat ini cukup serius untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik. Pasalnya, kendaraan listrik lebih irit jika dibandingkan dengan kendaraan yang mengkonsumsi BBM.

Adapun dari sisi penghematan, masyarakat yang menggunakan sepeda motor listrik misalnya hanya cukup merogoh kocek Rp 2000 untuk jarak tempuh sekitar 30 km. Sementara dengan menggunakan kendaraan jenis BBM, paling tidak biaya yang harus dikeluarkan minimal Rp 10.000/liter untuk jarak tempuh yang sama.

"Contohnya sekarang ini berapa? Pertalite bensin Rp 10.000 untuk 30 km untuk motor. Kalau sekarang pakai listrik 1 kWh bisa juga 30 km juga. Sekarang kalau mengisi listrik ongkosnya kan gak sampai Rp 2.000 sedangkan kalau memakai bensin Rp 10.000 jadi hemat Rp 8.000 bayangin kalau satu hari satu liter Rp 8.000 kan lumayan," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (16/9/2022).

Oleh sebab itu, saat ini pemerintah tengah menggodok mekanisme pemberian insentif untuk konsumen pengguna kendaraan listrik. Agar pengembangan mobil listrik maupun sepeda motor listrik di Indonesia dapat lebih masif.

"Sekarang mekanismenya sedang digodok. Sedang kita bahas. Karena ke depannya begini jangka panjangnya pemakaian energi listrik akan murah jadi masyarakat akan menghemat cukup banyak," kata dia.

PT PLN (Persero) juga terus berupaya memompa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) Darmawan Prasodjo sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya mendukung program konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik.

Pasalnya, ketika dihitung secara rinci, biaya yang dikeluarkan pengendara mobil listrik jauh lebih hemat dibandingkan dengan pengendara mobil BBM.

"1 liter bensin setara dengan 1,2 kWh listrik dengan jarak tempuh yang sama, maka satu liter bensin Rp 14-15 ribu sementara 1,2 kwh listrik hanya Rp 1.800 jadi pengurangan biaya yang luar biasa ini bisa seperlima," ujar Darmawan dalam acara Webinar PLN Innovation and Competition in Electricity (ICE), Rabu (10/8/2022).

Sementara, dari sisi emisi yang dikeluarkan, setiap satu liter bensin menghasilkan emisi CO2 sebesar 2,4 kg. Sementara jika dari listrik PLN yang bersumber dari Pembangkit berbahan bakar gas, batu bara dan energi terbarukan hanya menghasilkan emisi CO2 sekitar 1200 gram.

"Artinya apa? Ini juga mengurangi emisi gas rumah kaca apabila kita bergeser dari energi BBM ke energi listrik," kata dia.

Lebih lanjut, Darmawan menilai dengan adanya pergeseran energi BBM menjadi energi listrik akan mengubah konsumsi energi di masyarakat selama ini. Terutama yang tadinya berbasis impor menjadi konsumsi energi yang berbasis pada domestik.

"Dari energi mahal ke murah, energi kotor ke bersih. Inilah inovasi dan transisi energi yang harus kita kawal," kata dia.

Selain itu, PLN juga terus berkontribusi mendukung ketahanan pangan melalui program Electrifying Agriculture. Beberapa diantaranya seperti melakukan program konversi alat alat pertanian dengan yang tadinya menggunakan BBM diubah menjadi berbasis listrik.

"Tentu ini lebih murah, domestik dan bersih. Ini ada cerita peternakan ayam yang sebulan pakai blower Rp 19 juta per bulan, bergeser menjadi listrik turun jadi Rp 3,7 juta. Ini sudah kita lakukan di Sumatera, Jawa, Papua dan sebagainya," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 1.000 Unit Motor BBM Bakal Dikonversi Jadi Motor Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular