Internasional

Awas Pasifik Panas, Ada Manuver Baru Rusia dan China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 September 2022 16:00
Kapal perusak anti-kapal selam Marsekal Shaposhnikov Rusia menembak selama latihan militer 'Vostok-2022' (Timur 2022) di Peter the Great Gulf of the Sea Jepang di luar kota Vladivostok, Rusia, Senin (5/9/2022). Latihan militer gabungan itu diikuti oleh negara-negara yang bersahabat dengan Rusia seperti China, Belarusia, India, Mongolia dan Suriah. Lebih dari 50.000 tentara dan lebih dari 5.000 unit peralatan militer, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal, dilibatkan dalam latihan tersebut. (Photo by KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP via Getty Images)
Foto: Kapal perusak anti-kapal selam Marsekal Shaposhnikov Rusia (Photo by KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC IndonesiaRusia dan China semakin mesra. Keduanya semakin memperdalam hubungan militer dan diplomatik saat hubungan dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS), memburuk.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengatakan kini Angkatan Laut kedua negara akan mengadakan patroli bersama di Samudra Pasifik. Kemhan mengatakan kru dari kedua belah pihak melakukan manuver taktis bersama dan melakukan latihan yang melibatkan artileri dan helikopter.

"Tugas patroli tersebut meliputi penguatan kerja sama angkatan laut antara Rusia dan China," tulis postingan lembaga Kremlin itu di Telegram pada Kamis (15/9/2022).

"Menegakkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik, memantau pesisir dan menjaga situs ekonomi bahari Rusia dan China," katanya, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, hari ini, Presiden China Xi Jinping akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Uzbekistan. Ini menjadi perjalanan pertama Xi ke luar negeri dalam lebih dari dua tahun pandemi Coid-19 mewabah.

Diyakini keduanya akan membahas isu Ukraina dan Taiwan. Kemitraan tanpa batas semakin dalam antara negara adidaya China dan raksasa sumber daya alam Rusia dalam perkembangan geopolitik sendiri dilaporkan membuat Barat cemas.

'Empat mata' dua pemimpin dunia tersebut berlangsung sebelum pertemuan tingkat tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) Jumat. SCO sendiri didirikan di 2021 yang terdiri dari Rusia, China, India, Pakistan, serta negara-negara Asia Tengah bekas Uni Soviet seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Kirgistan dan Tajikistan.

Bagi Putin mengutip CNBC International, pertemuan ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa Rusia tidak dapat diisolasi secara internasional. Sejak menyerang Ukraina, Februari, Rusia dijatuhi sejumlah sanksi oleh Barat dan sekutu.

Bagi Xi Jinping, ini merupakan perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak pandemi Covid-19 mewabah. Itu diyakini jadi momen meningkatkan citra dirinya di dalam negeri, sebagai negarawan global, jelang kongres penting Partai Komunis China di Oktober.

Bagi keduanya, ini juga diyakini menjadi kesempatan "memanasi" Barat, terutama Amerika Serikat (AS). Rusia dan China sama-sama bermasalah dengan AS, seperti Moskow yang terus menerus dikenai sanksi dan Beijing yang panas karena dukungan Paman Sam ke kemerdekaan Taiwan.

"SCO menawarkan alternatif nyata bagi organisasi yang berpusat pada Barat," kata penasihat kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan.

"Semua anggota SCO berdiri untuk tatanan dunia yang adil ... dengan latar belakang perubahan geopolitik skala besar," tambahnya.

Perlu diketahui, SCO sebenarnya bukan aliansi militer formal seperti NATO atau blok terintegrasi seperti Uni Eropa (UE). Tetapi anggotanya bekerja sama untuk mengatasi masalah keamanan bersama, bekerja sama secara militer dan mempromosikan perdagangan.

Dalam pertemuan kali ini terdapat pula Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Turki Recep Tayyip Erdogan. Meski bukan anggota, keduanya telah menjadi perantara utama dalam kesepakatan antara Rusia dan Ukraina mengenai masalah seperti ekspor biji-bijian Kyiv di tengah perang.

Sebelumnya kapal perang Rusia dan China melakukan patroli bersama pertama mereka di Samudra Pasifik bagian barat pada Oktober tahun lalu. Ini menjadi sebuah langkah yang dipantau ketat oleh Jepang, yang menyebut manuver itu tidak biasa.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dikabarkan Akan Bertemu Putin, Jokowi Merapat ke Rusia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular