Bisa Kurangi Candu Impor LPG RI, Begini Jurus Jitu PLN
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) memiliki strategi jitu dalam rangka mengurangi impor LPG 3 kilogram (kg) yang saat ini cukup membebani keuangan negara. Salah satunya melalui program konversi kompor LPG ke kompor induksi.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa penggunaan kompor induksi dapat menekan impor LPG dan menghemat Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Menurut dia subsidi LPG 3 kg yang tidak tepat sasaran telah membebani keuangan negara lebih dari Rp 300 triliun sejak tahun 2017. Adapun, subsidi tersebut sangat berpotensi terus membengkak dari tahun ke tahun karena penambahan jumlah pengguna dan volume penggunaan LPG yang tidak dapat dikendalikan sesuai dengan target sasaran subsidi.
"Pengguna LPG 3 Kg adalah pelanggan PLN yang kami sendiri sudah berusaha mengindentifikasi by name by address, dalam hal ini golongan pertama adalah 450 VA yang DTKS sejumlah 9,6 juta. Dan kami sudah memeriksa 99,99% hampir semuanya menggunakan kompor LPG 3 kg. Kami sudah periksa di lapangan baik itu kantor cabang kami, kantor ranting kami, hampir semuanya menggunakan LPG 3 Kg," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII, Rabu (14/9/2022).
Di samping itu, pelanggan 450 VA yang terdata non-DTKS 14,8 juta, 100% juga masih menggunakan kompor LPG 3 Kg. Begitu juga dengan pelanggan 900 VA yang masuk kategori keluarga miskin DTKS sebesar 8,4 juta 100% juga masih menggunakan kompor LPG.
"Untuk itulah pelanggan listrik kami yang menikmati subsidi yang juga pengguna LPG 3 Kg adalah 32,7 juta pelanggan. Kami mempunyai data mereka by name by address dan tagihan listrik mereka," kata dia.
Berdasarkan survei yang perusahaan lakukan di lapangan pengguna 450 VA rata-rata menggunakan 2-3 tabung per bulan. Sedangkan untuk yang pelanggan 900 VA antara 3-4 tabung LPG 3 Kg per bulan.
"Kemudian yang menarik adalah dari pelanggan yang non subsidi yang di atas 900 VA yaitu 1.300 VA dan 2.200 VA di mana yang 1.300 VA adalah 12,6 juta itu ternyata sekitar 75% nya adalah pengguna LPG 3 Kg, demikian 2.200 VA 3,7 juta jadi dari 12,6 juta sekitar 9,5 juta pengguna LPG 3 Kg yang 2.200 3,7 juta, 2,8 juta nya pengguna LPG 3 Kg," kata dia.
Darmawan menyebut hasil survei dari Universitas Udayana dan LPPM UNS menunjukkan bahwa pelanggan Non-DTKS 900 VA, 1300 VA dan 2200 VA lebih dari 92% juga menikmati subsidi elpiji 3 kg. Sehingga program konversi ke kompor induksi tidak ada relevansi dengan DTKS atau Non-DTKS. Namun lebih kepada kepada penggantian elpiji 3 kg untuk menghemat APBN.
(pgr/pgr)