Internasional

Jepang Fix Resesi Seks! Banyak Pemudanya Ogah Kawin

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 September 2022 16:25
A woman wearing a mask walks past a Japanese flag Wednesday, March 11, 2020, in Tokyo. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, such as fever and cough. For some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness, including pneumonia. The vast majority of people recover from the new virus. (AP Photo/Jae C. Hong)
Foto: Jepang (AP/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Resesi seks makin nyata melanda Jepang. Terbaru, sebuah laporan resmi menyebut bahwa angka pria dan wanita di Jepang yang tidak ingin menikah telah memecahkan rekor terbaru pada tahun 2021.

Istilah resesi seks sendiri mengacu kondisi rendahnya angka perkawinan. Ini kemudian memicu penurunan angka kelahiran di sebuah negara.

Dalam rilis terbaru Institut Nasional Kependudukan dan Jaminan Sosial, ditemukan bahwa 17,3% pria dan 14,6% wanita berusia antara 18 dan 34 tahun di Jepang mengatakan mereka tidak berniat untuk menikah. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak kuesioner pertama kali dilakukan pada tahun 1982.

Penurunan jumlah pernikahan memiliki konsekuensi terhadap tingkat kelahiran Jepang. Diketahui, negara itu telah mengalami pertumbuhan penduduk yang negatif sehingga mengancam perekonomiannya di masa depan.

"Pemerintah Jepang telah bekerja untuk meningkatkan angka kelahiran dengan mencoba membantu mereka yang ingin menikah atau memiliki anak untuk memenuhi aspirasi mereka," kata seorang profesor sosiologi di Universitas Chukyo, Shigeki Matsuda, kepada surat kabar Mainichi Shimbun, dikutip Rabu, (14/9/2022).

"Tetapi jika jumlah orang yang tidak ingin menikah terus meningkat, pemerintah akan dipaksa untuk meninjau kembali kebijakannya, dan itu dapat menyebabkan penurunan kesuburan lebih lanjut."

Dalam laporan media Inggris The Guardian, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini termasuk keinginan yang berkembang di kalangan wanita muda pekerja untuk menikmati kebebasan dengan menjadi lajang dan berkarir.

Pria mengatakan mereka juga menikmati menjadi lajang, tetapi juga menyuarakan keprihatinan atas keamanan pekerjaan dan kemampuan mereka untuk menafkahi keluarga.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jepang Puyeng 'Resesi Seks', Ada Dampaknya Buat Ekonomi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular