Internasional

Zelensky: Lebih Baik Ukraina Kelaparan Daripada Dijajah Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 September 2022 12:05
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dari Kyiv, Ukraina, pada hari Senin (21/3/2022). (Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dari Kyiv, Ukraina, pada hari Senin (21/3/2022). (Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan pesan keras kepada Rusia. Hal ini dilontarkannya tatkala pasukan Kyiv mulai mengeklaim kemenangan atas beberapa wilayah yang diduduki Moskow.

Dalam pernyataannya di Telegram, Zelensky mengatakan bahwa Rusia telah gagal menakut-nakuti negaranya. Ia bahkan menyebut bagi warga Ukraina, lebih baik lapar dan terkena krisis energi dibandingkan dijajah oleh Rusia.

"Baca bibirku: Tanpa gas atau tanpamu? Tanpamu. Tanpa cahaya atau tanpamu? Tanpamu. Tanpa air atau tanpamu? Tanpamu. Tanpa makanan atau tanpamu? Tanpamu," tulis Zelensky, dikutip CNN International.

"Dingin, kelaparan, kegelapan, dan kehausan tidak menakutkan dan mematikan bagi kami seperti 'persahabatan dan persaudaraan Anda'. Tetapi sejarah akan menempatkan segalanya pada tempatnya. Dan kami akan bersama dengan gas, cahaya, air, dan makanan ... dan TANPA Anda!"

Zelensky kemudian juga menekan Rusia yang menyerang fasilitas pembangkit listrik di wilayah Izium dan Kharkiv. Ia mengatakan hal ini berlawanan dengan klaim Presiden Rusia Vladimir Putin yang sebelumnya berjanji hanya akan menyerang fasilitas militer.

"Bahkan melalui kegelapan yang tak tertembus, Ukraina dan dunia beradab dengan jelas melihat aksi teroris ini. Serangan rudal yang disengaja dan sinis terhadap infrastruktur sipil yang kritis. Tidak ada fasilitas militer," tambahnya.

Pernyataan Zelensky ini timbul tatkala pasukan Ukraina mengklaim telah merebut kembali 6.000 kilometer persegi (2.320 mil persegi) wilayahnya dari Rusia dalam serangan balasan bulan ini.

Beberapa wilayah penting yang dibebaskan adalah sekitaran Kharkiv di Timur Laut dan juga Kherson di Selatan. Bahkan, serangan Kyiv di Kherson telah menunda referendum yang ingin diadakan Moskow.

Pasukan Rusia sendiri menyebut bahwa pihaknya telah melakukan penarikan pasukan dari Izium dan Kharkiv. Moskow mengatakan langkah ini diambil untuk regrouping dan bukan karena kekalahan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Menang Lagi di Ukraina, Zelensky Ngamuk Bom Minyak Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular