Sistem Digitalisasi di Pertamina Perlu, Begini Kelebihannya..

pgr, CNBC Indonesia
13 September 2022 17:25
PT. Pertamina melepas mobil storage di Terminal Bahan Bakar Minya (TBBM) Jakarta Group, Plumpang, Jakarta Utara, Selasa (28/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: PT. Pertamina melepas mobil storage di Terminal Bahan Bakar Minya (TBBM) Jakarta Group, Plumpang, Jakarta Utara, Selasa (28/5/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) diketahui tengah mengembangkan sistem digital baik di hulu sampai ke hilir atau dari sistem pengolahan minyak di kilang hingga pendistribusiannya ke SPBU. Sistem digitalisasi ini upaya pengawasan dalam pendistribusian BBM sampai ke tingkat SPBU.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menilai bahwa sistem digitalisasi Pertamina akan sangat memberikan dampak signifikan jika dikombinasikan dengan implementasi penggunaan aplikasi MyPertamina di SPBU.

Hal itu tentunya bisa mencegak terjadinya penyelewenagan penggunaan BBM bersubsidi mulai dari pengolahan hingga titik akhir pendistribusian ke masyarakat.

Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman mengharapkan, digitalisasi yang dilakukan serta pengembangan kilang dan pembangunan kilang baru bisa memastikan ketahanan pasokan BBM di Tanah Air. "Sistem digitalisasi SPBU dengan MyPertamina itu akan bisa mengurangi/mencegah penyelewengan," ujar Saleh, Selasa (13/9/2022).

Pertamina sendiri diketahui telah memiliki sistem pemantauan data mulai dari produksi di hulu hingga distribusi BBM ke masyarakat lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC).

Melalui sistem PIEDCC bisa terpantau aliran produksi kilang yang disalurkanke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM). Adapun juga, jumlah BBM yang akan disalurkan ke kendaraan pengangkut (truk tangki) akan dilakukan secara otomatis sesuai dengan jumlah yang dimasukkan lewat sistem.

Semua data ini juga terpantau lewat PIEDCC. Selanjutnya, saat diangkut oleh truk tangki menuju SPBU juga dimonitor secara sistematis. Pengawasan tidak hanya di darat, tapi juga dilakukan di laut saat pengangkutan BBM menggunakan kapal.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, menilai digitalisasi rantai distribusi penyaluran BBM dari kilang hingga SPBU kemudian dilanjutkan ke masyarakat, merupakan keharusan untuk diimplementasikan.

Menurut dia, digitalisasi rantai pendistribusian BBM dari kilang jadi kunci untuk memastikan bahwa BBM diprosuksi dan disalurkan dengan tepat. "Saya kira manfaatnya cukup besar. Segala sesuatunya jadi lebih tercatat dan terpetakan dengan baik," ujar Komaidi, Selasa (13/9/2022).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Percepat Distribusi, Pertamina Bangun Supply Point Aspal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular