Anut 3 Falsafah, Sampoerna Fokus Ciptakan Nilai Tambah di RI

HM Sampoerna, CNBC Indonesia
13 September 2022 19:00
adv hmsampoerna

Jakarta - Sejak ditunjuk menjadi Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), Vassilis Gkatzelis bergerak cepat mengenal Indonesia dan Sampoerna khususnya. Tantangan baru memimpin perusahaan berusia 109 tahun membuat Vassilis bersemangat.

Selama 3 bulan menjabat sebagai orang nomor satu di HMPS, Vassilis telah mengunjungi beberapa kota seperti Yogyakarta, Surabaya, Medan, Banjarmasin, Semarang, Solo, dan Bali.

Kesan pertama pada perjumpaan dengan pelaku UMKM binaan Sampoerna dan melihat keberagaman budaya Indonesia membuat Vassilis dan keluarga langsung menyukai Nusantara.

Pria kelahiran Athena, Yunani ini menemukan kesamaan Indonesia dan Negeri Para Dewa yakni sama-sama negara kepulauan. Namun, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan budaya yang sangat beragam.

"Saya tahu motto nasional Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika dan saya sudah melihatnya secara nyata dalam praktik sehari-hari. Kombinasi yang unik dari skala keberagaman yang besar dan hidup dalam harmoni ini adalah merupakan hal yang mengagumkan," katanya.

Vassilis merasa terhormat dipercaya memimpin Sampoerna yang telah berusia 109 tahun dengan sejarah panjang dan keterlibatan tumbuh bersama Indonesia. Menurutnya, Philip Morris International (PMI) dan Sampoerna punya semangat yang sama yakni hadir untuk menciptakan nilai tambah bagi rantai pasoknya hingga ekosistem yang lebih luas.

Semangat itu, katanya, sejalan dengan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna yang sekaligus menegaskan komitmen untuk berkontribusi bagi semua pemangku kepentingan perusahaan, seperti perokok dewasa, mitra usaha, karyawan dan masyarakat luas.

"Untuk itu, semua yang kami lakukan di Sampoerna telah memperhitungkan penciptaan nilai jangka panjang untuk ekosistem yang lebih besar," paparnya.

Vassilis melanjutkan, semangat berkontribusi dan menghadirkan nilai tambah telah nampak dalam semua aktivitas bisnis Sampoerna. Setidaknya, terdapat tiga upaya nyata Sampoerna memberikan nilai tambah bagi mitra, masyarakat dan perekonomian nasional.

Pertama, Sampoerna aktif membina dan membantu UMKM bertumbuh. Dalam kesempatan berkunjung ke beberapa lokasi UMKM yang didampingi Sampoerna, Vassilis menyaksikan pertumbuhan UMKM yang bermitra dengan Sampoerna.

"Saya bersyukur dapat melihat perkembangan Sampoerna dalam bermitra dengan ratusan ribu UMKM. Saya sangat bangga atas yang telah dilakukan oleh Sampoerna," katanya.

Secara personal, perhatian kepada UMKM tidak lepas dari pengalaman Vassilis yang juga lahir dari keluarga UMKM. Kakek dan neneknya memiliki usaha sepatu di Athena dan Vassilis kecil ikut merasakan dan melihat jatuh bangun keluarga merintis usaha.

Menurutnya, UMKM membutuhkan mitra yang membantu agar bisa bertumbuh dan memainkan peranan dalam ekosistem yang lebih luas. Tambah lagi, UMKM berkontribusi sekitar 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan kemampuan menyerap lebih dari 90 persen tenaga kerja.

Sampoerna telah membentuk program pembinaan UMKM Sampoerna Retail Community (SRC) sejak 2008 dan saat ini telah beranggotakan lebih dari 165.000 peritel yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Sampoerna, katanya, membantu di hampir semua area bisnis toko kelontong. Tak heran, sekitar 50% di antaranya berhasil tumbuh menjadi lebih baik.

Membantu digitalisasi toko kelontong lewat SRC, katanya, tetap akan menjadi prioritas Sampoerna.

Selain SRC, kata Vassilis, Sampoerna juga memiliki Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang telah melatih lebih dari 56.000 orang untuk merintis usaha.

"Jadi, Sampoerna selalu berusaha dan berkomitmen untuk menciptakan nilai bagi ekosistem yang lebih luas," jelasnya.

Kedua, PMI dan Sampoerna, katanya, telah menjadi salah satu mayor investor di Indonesia. Sejak 2005, PMI berinvestasi lebih dari US$6 miliar dengan skala bisnis yang mempekerjakan lebih dari 65.000 karyawan langsung dan tidak langsung melalui Mitra Produksi Sigaret (MPS).

Produk Sampoerna diproduksi di 44 pabrik, dengan 6 pabrik milik HMSP dan 38 milik MPS. Tidak berhenti di situ, PMI melalui Sampoerna juga telah membangun fasilitas produksi untuk batang tembakau bagi IQOS dengan merek HEETS, di Karawang, Jawa Barat, yang akan beroperasi pada akhir tahun ini.

Pabrik dengan nilai investasi US$166,1 juta (sekitar Rp 2,38 triliun, kurs Rp14.334 per US$) ini, menjadi yang kedua di Asia setelah Korea Selatan. Produk tembakau inovatif bebas asap asal Karawang ini nantinya akan menambah lini produk ekspor Sampoerna.

Di samping ekspor produk, Sampoerna juga mempekerjakan sekitar 3.000 karyawan yang didedikasikan untuk memberikan jasa kepada afiliasi PMI di lebih dari 30 negara.

Ketiga, Sampoerna selalu memikirkan dan memperhatikan seluruh rantai pasok. Dalam proses bisnisnya, Sampoerna membangun dan menghidupkan rantai pasok mulai dari petani tembakau, cengkih, mitra produksi hingga lebih dari 165.000 peritel tradisional di seluruh Indonesia.

"Yang saya ingin sampaikan adalah, kami memiliki kepercayaan tinggi terhadap negara ini dan kami selalu berpikir mengenai masa depan sebagai investor di Indonesia," katanya.

adv hm sampoerna 8

Produk Inovatif yang Lebih Baik

Vassilis melanjutkan, Sampoerna akan terus melanjutkan komitmen untuk memasarkan produk secara bertanggung jawab. Target yang disasar ialah perokok dewasa dan konsumen dewasa, bukan anak di bawah umur.

Sampoerna secara berkala mengedukasi lebih dari 1,5 juta peritel di seluruh Indonesia untuk tidak menjual rokok kepada anak-anak. Dalam memasarkan produk, Sampoerna selalu menyertakan peringatan bahaya merokok.

"Kami memasukkannya ke dalam kemasan, materi iklan dan komunikasi kami, dan kami selalu mematuhi peraturan pemerintah," katanya.

Menurutnya, pilihan terbaik bagi perokok dewasa ialah tidak merokok atau berhenti merokok. Namun, jika memutuskan ingin mengkonsumsi produk tembakau, PMI dan Sampoerna telah mengembangkan produk alternatif yakni produk tembakau inovatif bebas asap.

Produk tembakau inovatif bebas asap dengan label IQOS, kata Vassilis merupakan upaya PMI untuk memberikan pilihan alternatif yang lebih bagi perokok dewasa yang tetap ingin menikmati produk tembakau.

"Kami harus menyediakan alternatif untuk perokok dewasa. Hal ini membutuhkan waktu, dan kami berharap dapat memberikan pilihan yang lebih baik bagi konsumen dewasa," tambahnya.

Adapun, PMI mengklaim berdasarkan kajian mendalam selama beberapa tahun terakhir telah menemukan bahwa dengan meniadakan pembakaran atau dengan pemanasan terhadap produk tembakau, maka zat-zat berbahaya dan zat berpotensi berbahaya menurun 90% sampai 95% dibandingkan dengan rokok konvensional.

Di Tanah Air, IQOS dipasarkan melalui uji pasar terbatas berbasis komunitas. Pada akhir 2021, ketertarikan perokok Indonesia terhadap IQOS telah menyentuh 65.000 anggota. Jumlah ini naik sangat tinggi dibandingkan estimasi keanggotaan per akhir 2020 yang sebanyak 30.000 orang.


(pdh) Next Article Bikin NIB Makin Mudah, UMKM di Medan Ini Berhasil Bangkit

Most Popular