Airlangga Pedekate 3 Negara, Kebut Surplus & Tarik Investasi

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Senin, 12/09/2022 10:35 WIB
Foto: Pertemuan Menko Airlangga Hartarto dengan METI Jepang Nishimura Yasutoshi di sela Pertemuan Meteri IPEF di Los Angeles, AS (dok: Kemenko Perekonomian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pendekatan dengan India, Jepang, dan Selandia Baru, di sela rangkaian Pertemuan Menteri IPEF (Indo-Pacific Economic Framework) di Los Angeles, AS.

Airlangga bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Industri (Menperindag) Republik India Piyush Goyal, Menteri Energi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi, dan Menteri Pertanian, Perdagangan & Ekspor, Menteri Pertanian, Perdagangan & Pertumbuhan Ekspor, Informasi Lahan, Biosekuriti dan Masyarakat Pedesaan Selandia Baru Damien O'Connor.

Pertemuan tersebut dilakukan terpisah dan membahas berbagai agenda, diantaranya untuk memacu kerja sama ekonomi kedua negara.


Saat pertemuan, Airlangga mempromosikan ekonomi Indonesia yang berpeluang tumbuh 4,5-5,3% tahun ini, tren kenaikan konsumsi, laju arus investasi yang terus naik masuk Indonesia, hingga surplus neraca dagang yang masih berlanjut.

Foto: Pertemuan Menko Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri (Menperindag) Republik India Piyush Goyal di sela Pertemuan Menteri IPEF di Los Angeles, AS
dok kemenko perekonomian

"Surplus ini terjadi karena meningkatnya perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara," kata Airlangga dalam keterangan tertulis dikutip Senin (12/9/2022).

KTT G20 di Bali pada November mendatang juga menjadi bagian dari pertemuan para wakil negara tersebut. Airlangga pun meminta dukungan para negara untuk pelaksanaan KTT G20 nanti.

India, Sawit Hingga Farmasi

Dalam pertemuan tersebut, India meminta dukungan Indonesia terkait kelapa sawit, perpajakan, daging, beras, industri otomotif, impor ban dan juga batu bara. Di mana, nilai perdagangan kedua negara ditargetkan melonjak jadi US$50 miliar dari tahun 2021 US$21,01 miliar yang melonjak 48,48% dari tahun 2020.

India juga meminta peningkatan kerja sama lewat ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA).

"Kami mengharapkan dukungan Pemerintah Indonesia agar dapat memberikan kebijakan dan insentif yang sesuai untuk mendukung perdagangan produk-produk kedua negara," ujar Menteri Piyush.

Sementara itu, Indonesia membidik peluang India membangun manufaktur farmasi di Indonesia.

Foto: Menko Airlangga Hartarto bertemu Menteri Pertanian, Perdagangan & Pertumbuhan Ekspor, Informasi Lahan, Biosekuriti dan Masyarakat Pedesaan Selandia Baru Damien O'Connor di sela gelaran Pertemuan Menteri IPEF di Los Angeles, AS
dok kemenko perekonomian

Tuna dan Jepang

Bertemu dengan Menteri Nishimura Yasutoshi, Airlangga menyoroti kebijakan Jepang yang membebaskan tarif bea masuk atas ikan tuna negara lain, namun untuk Indonesia masih dikenakan 7%. Begitu juga, pembatasan fasilitas atas buah nanas dan pisang asla Indonesia.

Dan, menyampaikan komitmen Indonesia aktif dalam pilar IPEF terkait supply chain dan berharap akan mendapat dukungan dalam pengembangan 2 komoditas strategis. Yaitu semi conductor dan EV (Electronic Vehicle) battery.

Sedangkan, Nishimura meminta masalah besi baja untuk bahan baku industri Jepang di Indonesia dapat dipermudah supaya lebih lancar.

Selandia Baru, Penyakit Mulut dan Kuku

Sementara itu, kepada Menteri O'Connor, Airlangga menjelaskan kebijakan penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia yang diterapkan serupa dengan kebijakan penanganan Covid-19. Mulai dari pembatasan lalu lintas hewan ternak hingga program vaksinasi PMK.

"Pemerintah Indonesia mendorong kerja sama dengan pemerintah Selandia Baru untuk pendidikan breeding sapi dan domba di Indonesia. Kuncinya adalah di breeding agar dapat menghasilkan produk susu maupun produk olahannya yang berkualitas," kata Airlangga.

Airlangga juga meminta dukungan Selandia Baru untuk kesuksesan Presidensi G20 Indonesia.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Mau Bangun Kampung Haji di Mekkah, Arab Saudi Setuju