Biaya Operasional Kilang Pertamina Lebih Hemat dari Singapura

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
09 September 2022 11:53
Pertamina
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) fokus melakukan pembangunan dan perbaikan kilang dan mulai membuahkan hasilnya. Kini operasional kilang lebih hemat dan mampu bersaing dengan sejumlah kilang milik perusahaan energi dunia di Asia Pasifik.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman mengatakan upaya perusahaan dibuktikan dengan biaya operasional kilang Pertamina yang terus mengalami penurunan rata-rata sekitar US$ 3,67 per barel. Biaya operasional kilang Pertamina ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional kilang di Singapura yang mencapai US$ 7,81 per barel.

Biaya operasional kilang terendah telah dicapai dua kilang yakni Refinery Unit (RU) IV Cilacap yakni US$ 2.83 per barel dan RU III Plaju yakni US$ 2.92 per barel.

"Upaya pembangunan dan revamping kilang terus dilakukan Pertamina dan hasilnya mampu menekan operasional kilang sehingga lebih rendah dari perusahaan migas lainnya di Asia Pasifik,"ungkap Taufik dalam siaran pers, Jumat (9/9/2022).

Penurunan operasional kilang diperoleh dari terobosan dan penghematan yang dilakukan Pertamina, terutama dalam pengadaan minyak mentah. Saat ini, untuk pengadaan crude Pertamina mampu bersaing di pasar global senilai US$ 69,246 per barel lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada di angka US$ 69,46 per barel dan satu perusahaan migas lain jauh di atas yakni US$ 71,80 per barel.

Dengan program RDMP yang terus berjalan, kilang Pertamina juga menjadi lebih fleksibelĀ mengolah berbagai jenis minyak mentah. Sehingga kata Taufik, rata-rata Net Cash Margin (NCM) Pertamina sangat positif, sebesar US$ 4,88 per barel. Keberhasilan ini bahkan jauh dibandingkan dengan Malaysia Pertronas US$ 1,56 per barel.

"Upaya menekan biaya operasi salah satunya dengan penurunan biaya pembelian crude, karena porsi terbesar dalam produksi BBM adalah biaya pembelian minyak mentah yang mencapai 92% dari Biaya Pokok Produksi," pungkasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalau 'Kiamat' BBM Terjadi, Pertamina Bakal Bisnis Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular