Ratu Elizabeth II Meninggal, Ini Kata Putin hingga Vatikan
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pemimpin dunia memberi penghormatan kepada Ratu Elizabeth II pada Kamis (8/9/2022), setelah dia meninggal pada usia 96 di kediaman musim panasnya di Skotlandia.
Sang ratu meninggal setelah kondisi kesehatannya semakin memburuk dalam hampir satu tahun terakhir. Ratu sendiri merupakan penguasa terlama di Inggris dan pemimpin tertua di dunia, yang telah memerintah selama lebih dari 70 tahun.
Berikut adalah beberapa penghormatan kepada raja terlama di Inggris, yang juga kepala negara di 14 negara Persemakmuran di seluruh dunia, mengutip AFP.
PBB
Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Keamanan menghormati kematian ratu dengan mengheningkan cipta. Ini dilakukan selama satu menit, Kamis waktu setempat.
"Ratu Elizabeth telah secara luas dikagumi karena keanggunan, martabat, dan dedikasinya di seluruh dunia. Dia adalah kehadiran yang meyakinkan selama beberapa dekade perubahan besar-besaran," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Negara Persemakmuran: Kanada, Australia, Bermuda
Perdana menteri sejumlah negara persemakmuran memberi pernyataan soal kematian sang ratu. PM Kanada Justin Trudeau mengatakan Elizabeth, kepala negara Kanada, akan selamanya tetap menjadi bagian penting dari sejarah negara itu.
"Dia selalu hadir dalam hidup kita, dan pengabdiannya kepada warga Kanada akan selamanya tetap menjadi bagian penting dari sejarah negara kita," katanya.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese juga memberi penghormatan kepadanya. Ia mengatakan kematiannya menandai akhir dari sebuah era.
"Hati orang Australia tertuju pada orang-orang Inggris," kata Albanese. "Sebuah pemerintahan bersejarah dan umur panjang yang diabdikan untuk tugas, keluarga, iman, dan pelayanan telah berakhir."
Anggota terkecil dari persemakmuran, Bermuda, juga melakukan hal sama. PM David Burt, memuji kehidupan tugas tanpa batas ratu.
"Dia juga seorang ibu, nenek dan nenek buyut dan keluarganya sekarang berduka atas kehilangan itu," tambahnya.
Amerika Serikat (AS)
Presiden AS Joe Biden menyebutnya sebagai raja Inggris pertama yang menjalin hubungan pribadi dengan orang-orang di seluruh dunia. Ia juga memerintahkan pengibaran bendera di Gedung Putih dan gedung-gedung pemerintah setengah tiang.
"Ratu Elizabeth II adalah seorang negarawan dengan martabat dan keteguhan yang tak tertandingi yang memperdalam aliansi dasar antara Inggris dan Amerika Serikat. Dia membantu membuat hubungan kami istimewa," katanya.
Vatikan
Di Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan dia sangat sedih dengan kematian ratu. Ia mengaku akan berdoa untuk mendiang ratu serta putranya, Raja Charles III yang baru.
Uni Eropa (UE)
Para pemimpin Uni Eropa menyatakan penyesalan atas kematian ratu. Pernyataan diberikan Presiden Dewan Uni Eropa (UE) Charles Michel.
"Setelah disebut 'Elizabeth the Steadfast', dia tidak pernah gagal menunjukkan kepada kita pentingnya nilai-nilai abadi di dunia modern dengan layanan dan komitmennya," katanya.
Belgia, Belanda, Swedia dan Spanyol
Raja Belgia Philippe, yang memiliki hubungan keluarga dekat dengan aristokrasi Inggris, memuji ratu yang memiliki kepribadian yang luar biasa. Menurutnya Inggris kehilangan sosok yang luar biasa.
"Inggris Raya telah kehilangan seorang raja luar biasa yang meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah," kata Istana Belgia dalam sebuah pernyataan.
Raja Willem-Alexander dari Belanda, bersama Ratu Maxima dan Putri Beatrix juga memberi pernyataan. Mereka memanggil ratu dengan sebutan teguh dan bijaksana.
"Kami merasakan ikatan yang kuat dengan Inggris dan keluarga kerajaannya, dan kami berbagi kesedihan mereka saat ini. Kami sangat berterima kasih atas persahabatan dekat negara kami, di mana Ratu Elizabeth memberikan kontribusi yang tak terlupakan," kata mereka.
Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia menyebutnya teman baik keluarga dan penghubung ke sejarah keluarga bersama. Sementara Raja Spanyol Felipe VI mengatakan ratu menulis bab-bab sejarah yang paling relevan.
Irlandia & Skotlandia
Presiden Irlandia Michael Higgins menyebut Ratu Elizabeth II sebagai teman yang luar biasa. Ia, tegansya, memiliki dampak besar pada ikatan saling pengertian antara kedua bangsa.
"Saat kami menyampaikan belasungkawa kami kepada semua tetangga kami di Inggris, setelah kehilangan seorang teman Irlandia yang luar biasa, kami mengingat peran yang dimainkan Ratu Elizabeth dalam merayakan persahabatan yang hangat dan abadi antara kedua negara," katanya.
Pemimpin Skotlandia Nicola Sturgeon, menyebut kematiannya sebagai saat yang sangat menyedihkan bagi Inggris, persemakmuran, dan dunia. Ia sendiri mendukung kemerdekaan Skotlandia dari seluruh Inggris.
"Atas nama rakyat Skotlandia, saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada Raja dan Keluarga Kerajaan," kata Sturgeon.
India dan Pakistan
Penghargaan juga mengalir dari Asia Selatan. Inggris adalah kekuatan kolonial sampai sebelum pemerintahan Elizabeth dimulai.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dia sedih dengan kematiannya.Di Pakistan, Presiden Arif Alvi memuji Ratu Elizabeth sebagai penguasa yang hebat dan baik hati.
"Ratu Elizabeth memberikan kepemimpinan yang menginspirasi bagi bangsa dan rakyatnya," tweet Modi.
"Dia akan dikenang dengan kata-kata emas dalam catatan sejarah dunia," kata Alvi.
Prancis dan Italia
Presiden Prancis Emmanuel Macron memuji ratu sebagai teman Prancis. Di mana ia menandai negaranya dan abadnya yang belum pernah ada sebelumnya.
"Yang Mulia Ratu Elizabeth II mewujudkan kesinambungan dan persatuan di negara Inggris selama lebih dari 70 tahun," cuit pemimpin Prancis itu.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi juga mengatakan ratu menjamin stabilitas di saat-saat krisis. Elizabeth, katanya, menjaga nilai tradisi dalam masyarakat dalam evolusi yang konstan dan mendalam.
Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa atas kematian Ratu Elizabeth II. Di kesempatan itu ia pun memberi pesan ke penguasa baru Inggris, Raja Charles III.
Ia berharap raja baru memiliki "keberanian dan ketahanan" setelah kematian ibunya. Pesan tersebut diampaikannya tak lama setelah pengumuman kematian.
"Peristiwa paling penting dalam sejarah Inggris baru-baru ini terjadi terkait erat dengan nama Yang Mulia (Elizabeth)," kata Putin, menurut sebuah pernyataan Kremlin pada Kamis waktu setempat, dilansir dari AFP.
(tfa/sef)