Nelayan Krisis BBM, BUMN Perikanan Ini Kena Getahnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Perikanan Indonesia (Perindo) Sigit Muhartono mengungkapkan, banyak nelayan yang mengalami kesulitan memperoleh bahan bakar minyak (BBM). Akibatnya nelayan jadi kesulitan melaut sementara biaya-biaya kapal tetap harus ditanggung. 

Hal itu pun memicu efek domino bagi Perindo. BUMN perikanan ini mengalami penurunan produksi, akibat bahan baku produksi yang mahal dan pasokan ikan dari nelayan yang berkurang.

Di mana, para nelayan menaikkan harga jual ikannya ke PT Perindo selaku standing buyer untuk mengantisipasi kerugian nelayan.

Baca: DPR Protes 'Penjaga' Hutan-Laut-Pangan Dapat Anggaran Kecil

"Kami membantu nelayan agar tetap bisa melaut dan pasokan ikan tetap terjaga untuk pasar domestik maupun internasional," ungkap Sigit dalam keterangan dikutip Rabu, (8/9/2022)

Ada beberapa hal yang dilakukan Perindo untuk mengatasi kendala nelayan. Mulai dari memberikan informasi kepada nelayan kalau area penangkapan memang terdapat banyak ikan, melakukan pengolahan produk ikan atau hilirisasi, juga memberikan pasokan es kepada kapal nelayan.

"Hasil tangkapan ikan nelayan tersebut dibeli oleh PT Perindo, dan pasokan es tersebut diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dari nelayan," tambah Sigit.

Baca: Harga Pangan Dunia Turun 5 Bulan, Dalam Negeri Diramal Naik!

Seperti diketahui, Perindo memperoleh pasokan bahan baku dari 3 sumber. Pertama, hasil tangkapan dari nelayan, bertindak sebagai off taker atau penyerap ikan tangkapan.

Kedua, dari hasil tangkapan dengan kapal milik perusahaan sendiri serta hasil tangkapan dari mitra pemilik kapal.

Sejauh ini, bahan baku ikan diperoleh Perindo dari wilayah kerja perusahaan tersebut yang terdiri dari 12 cabang dan 18 unit usaha. Adapun total mitra nelayan Perindo berkisar 1.400 nelayan.

(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketua Harian Perindo TGB Lepas Kursi Wakomut BSI