Sarasehan 100 Ekonom

Dunia Kacau Balau, Gak Tambah Banyak Utang Bu Sri Mulyani?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 07/09/2022 13:15 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Sarasehan 100 Ekonom. (CNBC indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2023 pemerintah akan menurunkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) ke bawah 3% terhadap produk domestik bruto (PDB). Ini artinya pemerintah tidak akan menambah utang sebanyak dua tahun terakhir.

Padahal patut diketahui situasi dunia kini kacau balau, sehingga kebutuhan belanja negara diperkirakan masih tinggi. Kenapa defisit APBN tidak dilonggarkan di atas 3% PDB?


"Dengan defisit konsolidasi cepat, recovery-nya tetap kuat juga. Artinya tetap sangat selektif. Karena defisit bukan tanpa konsekuensi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022)

Pemerintah, kata Sri Mulyani sangat hati-hati, baik dalam menarik maupun mengelola utang. Apalagi ketika gejolak pasar keuangan sangat tinggi, maka tingkat kehati-hatian perlu ditingkatkan. Sebab beban akibat utang akan dirasakan pada tahun-tahun ke depannya.

"Karena cost of fund tinggi, gejolak financial nyata dan harus menggunakan instrumen itu as long as itu justify," ujarnya.

"Dari space fiscal yang ada, maka kita akan lihat kebutuhannya apa, dengan total belanja submit di DPR Rp 3.041 triliun, itu adalah cukup luas karena kebutuhan belanja pandemi turun tajam. itu menimbulkan space," papar Sri Mulyani.

Ruang fiskal lainnya mungkin akan muncul dari kenaikan harga BBM yang mendorong belanja subsidi tidak terlalu besar. Pemerintah juga selektif dalam belanja infrastruktur.

"Kebutuhan itu sangat besar, kalau melihat for the shake of ngeliat defisit dan growth. Jangan lihat makro saja, mikro detail dan sampai ke kualitas belanja," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil