
Sri Mulyani: Dunia Terancam Krisis Pangan, Energi & Utang

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia kini dihadapkan dengan situasi yang kacau balau. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan menyebut dunia berpotensi jatuh ke krisis pangan, energi dan utang.
"Tantangan situasi global akan berpotensi ke area krisis, pangan, energi dan utang," ungkapnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di CNBC Indonesia, Rabu (7/9/2022)
Hal ini disebabkan oleh inflasi global melonjak akibat krisis rantai pasok karena pandemi covid yang berlangsung selama dua tahun lebih. Kemudian hal tersebut juga diperburuk oleh perang Rusia - Ukraina yang belum diketahui ujungnya.
Lonjakan inflasi direspons oleh pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga negara maju. Situasi tersebut menyebabkan volatilitas pasar keuangan global, capital outflow, pelemahan nilai tukar dan lonjakan biaya utang (cost of fund).
Kondisi ini diikuti oleh koreksi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Ini mengakibatkan potensi terjadinya stagflasi yaitu pelemahan ekonomi global disertai inflasi tinggi.
"Ketidakpastian untuk meningkatkan harga dan capital outflow karena liquidity thightening, ya memang seharusnya mengurangi gejolak yang berimbas ke ekonomi dengan mengurangi defisit," jelasnya.
Pemerintah menyiapkan antisipasi dari situasi ini. Salah satunya melalui defisit APBN yang semakin rendah. Tahun ini diperkirakan pada level 3,92% PDB dan 2023 turun ke 2,85% PDB.
"Dalam ketidakpastian dengan kondisi dari instrumen APBN fiskal yang di 2023 kembali untuk menerapkan disiplin fiskal atau prudent fiscal policy dengan maksimum defisit tak lebih 3% dari PDB," terang Sri Mulyani.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Kenang 2013: RI Masuk 5 Negara Paling Rapuh!